Serapan Pupuk Subsidi di Rembang Masih Rendah, Ini Penyebabnya

waktu baca 3 menit
Sabtu, 16 Nov 2024 18:00 0 388 Supriyanto

REMBANG – Mondes.co.id | Penyaluran pupuk bersubsidi di Kabupaten Rembang hingga pekan ini masih belum mencapai target yang diharapkan.

Dari tiga jenis pupuk yang didistribusikan, yakni urea, NPK/Ponska, dan organik, rata-rata serapannya masih di bawah 70%.

Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Dintanpan) Rembang, baru-baru ini terdapat beberapa faktor yang menyebabkan rendahnya serapan pupuk bersubsidi ini.

Salah satu faktor utama adalah curah hujan untuk Musim Tanam (MT) I yang belum merata di wilayah Rembang.

Kondisi cuaca yang tidak mendukung ini, membuat petani masih ragu untuk melakukan penanaman, sehingga kebutuhan akan pupuk pun belum mendesak.

Selain itu, faktor lain yang turut mempengaruhi adalah belum adanya dana yang cukup pada sebagian petani untuk menebus pupuk.

Meskipun nama mereka terdaftar dalam Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK), namun keterbatasan finansial menjadi kendala tersendiri.

Lebih rinci, dari alokasi pupuk urea sebanyak 30.386.493 ton, baru terserap 20.003.312 ton atau sekitar 65,83%.

Sementara itu, untuk pupuk NPK/Ponska, dari alokasi 30.463.836 ton, baru tersalurkan 22.428.785 ton atau sekitar 73,62%.

Kondisi yang paling memprihatinkan adalah serapan pupuk organik yang sangat rendah, yakni hanya 33.100 ton dari alokasi 10.750.000 ton atau sekitar 0,27%.

Menanggapi kondisi ini, Kepala Bidang Prasarana dan Sarana Pertanian Dintanpan Rembang, Rinto Fatkurina, masih optimis bahwa serapan pupuk di Rembang akan mencapai 100% pada akhir tahun.

Pihaknya terus berupaya mendorong para ketua kelompok tani untuk mengajak anggotanya segera menebus pupuk bersubsidi.

BACA JUGA :  Dinas Sosial Sebut Distribusi BLT DBHCHT di Pati Tahun Ini Lebih Rapi dan Tertata

“Kami ingatkan kepada para petani bahwa jika melewatkan kesempatan ini, mereka akan kesulitan mendapatkan pupuk dengan harga yang terjangkau, karena harga pupuk nonsubsidi jauh lebih mahal,” ujar Rinto.

Untuk mempermudah proses penebusan, petani hanya perlu membawa KTP atau Kartu Tani yang sudah terdaftar dalam RDKK.

Penebusan dapat dilakukan di pengecer sebagai perwakilan dari PT Pupuk Indonesia.

Beberapa petani yang ditemui media Mondes.co.id , seperti juremi, Susilo, dan Utomo, mengaku sudah menebus pupuk yang mereka butuhkan.

Namun, mereka juga mengakui bahwa ada beberapa petani lain yang masih kesulitan untuk menebus pupuk karena kendala finansial.

“Kebanyakan dari petani yang terkendala finansial susah untuk menebusnya mas, sehingga bisa berdampak ke hasil panennya yang kurang memuaskan,” ujar Juremi petani Desa Maguan.

Sementara itu, Pengawas pupuk dari PT PI Safii menyatakan bahwa secara umum, penyaluran pupuk bersubsidi di Rembang berjalan cukup lancar meskipun belum mencapai target 100%.

Rendahnya serapan pupuk bersubsidi di Rembang mengindikasikan adanya beberapa permasalahan yang perlu segera diatasi.

Selain faktor cuaca dan keterbatasan finansial petani, distribusi pupuk yang belum optimal juga menjadi salah satu penyebab.

Pemerintah perlu melakukan evaluasi terhadap sistem distribusi pupuk agar lebih efektif dan efisien.

Untuk mengatasi permasalahan ini, beberapa langkah yang dapat dilakukan.

Seperti, meningkatkan sosialisasi yang dapat dilakukan oleh pemerintah dan pihak terkait kepada petani mengenai pentingnya penggunaan pupuk bersubsidi dan cara mendapatkannya.

Selain itu, perlu mempermudah akses  penebusan pupuk, dengan menyediakan lebih banyak titik penebusan dan memperluas jam layanan.

Memberikan bantuan finansial kepada petani yang kesulitan untuk menebus pupuk, misalnya melalui program kredit usaha tani.

Serta meningkatkan pengawasan terhadap penyaluran pupuk yang perlu diperketat, untuk mencegah penyelewengan dan memastikan pupuk sampai ke tangan petani yang berhak.

BACA JUGA :  Popda Pati, Ajang Penjaringan Bibit Unggul

Dengan berbagai upaya tersebut, diharapkan serapan pupuk bersubsidi di Rembang dapat ditingkatkan, sehingga dapat mendukung peningkatan produksi pertanian dan kesejahteraan petani.

Editor: Mila Candra

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LAINNYA

Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini