PASANG IKLAN DISINI

Seluruh Wilayah Karangrowo Jakenan Tergenang Banjir, Ketinggian Air di Jalan Desa Hingga 1,2 Meter

waktu baca 4 menit
Sabtu, 16 Mar 2024 06:28 0 168 Singgih TN

PATI – Mondes.co.id | Wilayah Desa Karangrowo, Kecamatan Jakenan, Kabupaten Pati terendam banjir. Seluruh titik diterjang bencana alam banjir sejak Kamis, 14 Maret 2024 hingga Sabtu, 16 Maret 2024. Bahkan kondisi genangan semakin tinggi sejak semalam.

Sebagai informasi, jalan desa, permukiman warga, fasilitas publik, dan area pertanian tergenang. Sejumlah warga mulai dievakuasi menggunakan speed boat ke posko pengungsian agar mereka aman dan selamat.

Kondisi akses jalur darat terputus, sehingga unit speed boat dipilih guna mengangkut warga yang butuh pertolongan.

Menurut Trisno Utomo selaku Perangkat Desa Karangrowo, ketinggian air bervariasi, yang jelas seluruh rumah penduduk tersapu air. Beberapa warga mulai diungsikan ke tempat aman. Akan tetapi ada pula beberapa warga yang memilih tinggal di kediaman dan memilih mengungsi di rumah saudara yang jauh lebih aman.

“Kondisi air terus bertambah, ketinggian air di jalan desa 1,2 meter, sedangkan ketinggian air yang membanjiri rumah di RT 1 sampai RT 9 mulai dari 80 sentimeter sampai 1 meter. Lokasi paling parah di RT 1 sampai RT 4 karena wilayah paling rendah dengan ketinggian air 90 sentimeter. Sedangkan, RT 5 sampai RT 9 mencapai 30 sentimeter,” terangnya saat dihubungi Mondes.co.id, Sabtu, 16 Maret 2024 dini hari.

Pada hari ini, lansia, anak-anak, balita, dan orang yang sakit mulai dievakuasi. Sementara, untuk pelajar dan warga pekerja akan diamankan besok.

Kendati demikian, beberapa warga yang rumahnya masih memungkinkan untuk ditinggali, mereka memilih menetap di rumah dengan membuat ranggon atau panggung di dalam rumah.

Baca Juga:  Lagi Lapar Malah Dibacok di Jalan, Pelajar SMA Terbaring Kuyu, Klitih Kah?

Keberadaan ranggon guna mengamankan harta dan benda mereka. Ada pula warga yang membuat perahu getek untuk memudahkan beraktivitas.

“Kami mengevakuasi dengan speed boat dua unit, hari ini kami evakuasi warga yang sakit, balita, lansia, dan anak-anak. Besoknya kami giliran mengevakuasi pelajar dan pekerja. Kami tengah mendata jumlah korban, posko akan kami siapkan menampung warga yang rumahnya sudah tidak memungkinkan lagi untuk ditinggali,” ujar pria yang akrab disapa Tris.

Guna menanggung beban warga yang menjadi korban banjir, pihak desa mengandalkan dana kebencanaan sebagai pertolongan pertama sebelum menerima bantuan dari pihak-pihak relawan.

Sejauh ini, menurutnya belum ada bantuan dari pemerintah daerah (Pemda), tetapi koordinasi sudah ia jalin dengan sejumlah pihak desa tetangga dan organisasi kemasyarakatan.

“Kami punya dana kebencanaan untuk pertolongan pertama membiayai kebutuhan warga sebelum mengandalkan bantuan yang datang dari luar, biasanya untuk menyambung hidup warga kami selama sepekan. Kadang warga desa tetangga sudah memberikan bantuan dulu, tapi uluran tangan dari Pemda belum ada,” ucap Tris.

Demi memastikan kondisi warga tetap sehat, pihak Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Jakenan siaga melayani kebutuhan masyarakat bila ada yang sakit.

Tris mengatakan, seluruh fasilitas umum yang melayani publik lumpuh total, sehingga kebutuhan masyarakat dilayani secara terbatas.

Ia menyebut bahwa balai desa, masjid, dan sekolah tidak ada aktivitas sama sekali untuk saat ini. Bahkan di suasana bulan Ramadan, pelaksanaan salat tarawih berjamaah dihentikan sementara, lantaran tempat ibadah kebanjiran.

Kegiatan belajar mengajar di satuan pendidikan diliburkan, lantaran sejak Kamis, sekolah diterjang banjir. Sehingga membahayakan untuk anak-anak melakukan pembelajaran di sana.

“Masyarakat kami layani fleksibel seperti surat-menyurat dan hal lain bisa melalui telepon maupun di tempat evakuasi. Dokumen-dokumen di balai desa kami amankan karena di sana banjirnya mencapai selutut orang dewasa. Sekolah pun kami liburkan sejak Kamis, masjid tidak bisa digunakan sehingga tarawih ditiadakan secara jemaah di masjid karena terendam air. Silahkan salat di tempat yang kondusif,” urainya.

Baca Juga:  Gublak, Spanduk Bacaleg di Pati Ternyata Tak Bayar Pajak, Pantas Menjamur

Seluruh sawah mengalami puso di umur padi yang ke-30 hari, sehingga harapan mereka satu-satunya adalah menerima asuransi pertanian untuk meringankan beban petani setelah lahan pertaniannya diterjang bencana tahunan ini.

Pihaknya berharap, upaya mendapatkan asuransi pertanian yang diperjuangkan sejak 2023 dapat terwujud, sehingga petani tertolong untuk membeli sejumlah sarana pertanian.

“Seluruh area persawahan puso di umur padi yang ke-30 hari, padahal kami sudah selesai musim tanam. Harapan kami mendapatkan program asuransi pertanian yang sudah kami perjuangkan sejak tahun lalu. Namun kami belum mendapatkan titik terang padahal kami sudah membayar premi. Semoga dapat terealisasi sehingga kami bisa membeli bibit,” ungkapnya.

Dirinya mendorong, untuk penanganan banjir dilakukan dari hulu ke hilir. Supaya seluruh titik dapat aman dari bencana alam tahunan tersebut. Sehingga warga Kabupaten Pati, khususnya warga Desa Karangrowo aman dari terjangan banjir.

“Seluruh sektor di sini terdampak adanya banjir. Makanya kami mendorong penanganan dari pemerintah dari hulu ke hilir agar di dataran rendah sepeti daerah kami aman,” pungkasnya.

Editor: Mila Candra

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LAINNYA

Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini