Rumah Tusuk Sate, Melihat dari Sisi Mitos dan Fakta

waktu baca 2 menit
Kamis, 31 Okt 2024 17:08 0 455 Supriyanto

REMBANG – Mondes.co.id | Rumah tusuk sate, sebuah istilah yang merujuk pada rumah yang terletak di ujung persimpangan jalan.

Hal ini telah lama menjadi perbincangan hangat di masyarakat. Posisi rumah yang seolah “ditusuk” oleh jalan ini, seringkali dikaitkan dengan berbagai mitos dan kepercayaan, terutama dalam konteks feng shui.

Dilansir dari The Spruce, seorang ahli feng shui bersertifikat, Anjie Cho, menuliskan bahwa feng shui mengamati bagaimana qi “energi kekuatan hidup” mengalir di dalam, di sekitar, dan melalui ruang manusia.

Ketika rumah berlokasi di persimpangan atau pertigaan, juga disebut sebagai rumah tusuk sate, qi bergerak sangat cepat dan bertabrakan dengan rumah tersebut.

“Ini bisa menjadi energi yang berbahaya, dan energi yang bergerak cepat dapat menyebabkan kesulitan dalam hidupmu,” tulis Cho.

Meski begitu, bukan berarti semua rumah tusuk sate memiliki feng shui buruk karena energinya terpengaruh.

Sebab, ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan yakni kecepatan dan aktivitas lalu lintas.

Perlu mengetahui seberapa cepat lalu lintas di jalanan yang datang menuju pertigaan rumah. Jika jalanannya kecil dan sangat sepi, energi rumah tusuk sate tidak terlalu buruk.

Akan tetapi, semakin banyak lalu lintas, semakin cepat qi akan diarahkan ke hunian, yang berujung pada feng shui buruk arah lalu lintas.

“Pertimbangan lainnya adalah arah lalu lintas. Jika jalanannya satu arah, dan arus kendaraan menjauh dari rumah, kamu tidak apa-apa,” ujarnya.

BACA JUGA :  Polresta Pati Berikan Santunan Korban Kecelakaan Maut Pantura Batangan

Sementara itu, para ahli arsitektur memiliki pandangan yang lebih rasional. Mereka berpendapat bahwa dampak negatif dari rumah tusuk sate lebih bersifat psikologis daripada fisik.

“Secara arsitektur, tidak ada bukti ilmiah yang kuat bahwa rumah tusuk sate memiliki dampak buruk bagi penghuninya,” kata Ir. Ananto Handoyo, seorang arsitektur lulusan Universitas Diponegoro (Undip).

“Namun, secara psikologis, orang yang tinggal di rumah tusuk sate mungkin merasa tidak nyaman atau khawatir karena adanya mitos yang beredar,” terangnya.

Susanto, seorang warga yang tinggal di rumah tusuk sate, mengaku pernah merasakan kegelisahan karena mitos yang beredar.

“Awalnya saya merasa khawatir dan tidak nyaman tinggal di sini,” ujarnya.

“Namun, setelah beberapa waktu, saya menyadari bahwa itu hanya mitos belaka. Yang penting adalah bagaimana kita menyikapi situasi dan menjaga energi positif di dalam rumah,” tegasnya.

Percaya atau tidak pada mitos rumah tusuk sate adalah hak setiap individu. Namun, yang terpenting adalah tetap berpikir rasional dan tidak membiarkan mitos menguasai hidup.

Dengan menciptakan lingkungan yang positif dan nyaman, maka dapat menciptakan hidup bahagia di rumah mana pun, termasuk rumah tusuk sate.

Editor: Mila Candra

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LAINNYA

Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini