REMBANG – Mondes.co.id | Suasana meriah menyelimuti Kabupaten Rembang dalam rangka memperingati Hari Batik dan Hari Museum Nasional.
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Dinbudpar) Kabupaten Rembang sukses menggelar “Calendar Event of Museum” dengan tema “Museum is Symbol of Diversity” selama tiga hari, mulai 10 hingga 12 Oktober 2024.
Ribuan pengunjung, terutama generasi muda, tumpah ruah di Museum RA Kartini Rembang sejak hari pertama.
Mereka tidak hanya puas berkeliling melihat koleksi bersejarah, namun juga antusias mengikuti berbagai kegiatan menarik yang disiapkan. Mulai dari belajar membatik, menari, hingga mengenal lebih dekat warisan budaya jamu tradisional.
Kepala Dinbudpar Rembang, Mutaqin, menjelaskan bahwa acara ini sengaja dirancang untuk mendekatkan masyarakat, khususnya generasi muda, dengan warisan budaya lokal.
“Kami ingin menumbuhkan rasa cinta dan bangga terhadap budaya kita sendiri, terutama batik Lasem yang menjadi ikon Rembang,” ujarnya.
Kegiatan membatik dan menari tidak hanya sekadar hiburan, tetapi juga menjadi sarana untuk melestarikan tradisi yang telah diwariskan oleh nenek moyang.
Melalui kegiatan ini, diharapkan generasi muda dapat menjadi penerus yang akan menjaga dan mengembangkan warisan budaya tersebut.
Salah satu daya tarik utama acara ini adalah pameran jamu tradisional. Pengunjung diajak untuk mengenal berbagai jenis jamu, khasiatnya, serta cara pembuatannya.
Tidak ketinggalan, pengunjung juga dapat melihat langsung koleksi bothekan atau tempat penyimpanan jamu tradisional yang pernah digunakan oleh RA Kartini.
“Jamu bukan hanya minuman, tetapi juga merupakan bagian dari sejarah dan budaya kita. Kami ingin menunjukkan bahwa jamu memiliki banyak manfaat bagi kesehatan dan kecantikan,” tambah Mutaqin.
Puncak acara pada 12 Oktober dimeriahkan dengan berbagai kegiatan menarik, seperti seminar yang membahas surat-surat RA Kartini dan lomba edukatif bertema budaya.
Seminar ini menghadirkan para ahli dan praktisi di bidang sejarah dan kebudayaan, sehingga diharapkan dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada peserta.
Sementara itu, lomba edukatif bertujuan untuk menguji pengetahuan peserta tentang sejarah dan budaya Rembang. Lomba ini diikuti oleh siswa-siswa dari berbagai sekolah di Kabupaten Rembang.
Acara ini juga menjadi ajang kolaborasi antara Museum RA Kartini dengan Museum Nyah Lasem dan Islam Nusantara Lasem.
Kolaborasi ini diharapkan dapat memperkuat identitas budaya lokal dan meningkatkan minat masyarakat untuk mengunjungi museum-museum di Rembang.
“Kami berharap acara ini dapat menjadi agenda tahunan yang dinantikan oleh masyarakat. Selain melestarikan budaya, acara ini juga dapat meningkatkan kunjungan wisatawan ke Rembang,” pungkas Mutaqin.
Editor: Mila Candra
Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini
Tidak ada komentar