Foto: Kondisi Petilasan Ki Ageng Selo di kawasan Waduk Seloromo. (Mondes/Istimewa) PATI – Mondes.co.id | Objek wisata Taman Selo menjadi daya tarik untuk bersantai, sembari menikmati lanskap indahnya pemandangan Waduk Seloromo.
Di balik keindahan waduk, ternyata ada semacam petilasan yang dianggap sakral oleh masyarakat setempat, yaitu Pertilasan Ki Ageng Selo.
Kepala pengelola objek wisata Taman Selo, Warsito menceritakan bahwa dahulu kala, seorang pengembara bernama Ki Ageng Selo sempat singgah di Dukuh Seloromo, Desa Gembong.
Kemudian, ia beristirahat dari perjalanan panjangnya untuk menemui Sunan Muria.
“Ada Petilasan Ki Ageng Selo, yang dulu pernah tidur di situ waktu mau sowan ke Sunan Muria. Ki Ageng Selo bermalam di situ, akhirnya di situ jadi petilasannya,” terangnya saat diwawancarai Mondes.co.id, Kamis (24/7/2025).
Peristiwa itu terjadi sejak era Kerajaan Islam di Nusantara.
Bahkan menurut Warsito, Petilasan Ki Ageng Selo sudah ada sebelum Waduk Seloromo dibuat oleh pemerintah kolonial Hindia Belanda pada 1922 sampai 1923.
“Orang sini memberi nama Makam Ki Ageng Selo, karena ada sebelum ada waduk, soalnya jalannya masih nyeberang permukiman yang kini menjadi waduk,” urainya.
Untuk Petilasan Ki Ageng Selo sendiri dikelola oleh warga setempat.
Petilasan tersebut juga menjadi sebuah punden yang dijadikan sebagai situs bersejarah, sehingga warga masyarakat biasa mengunjungi petilasan itu.
Perlu diketahui, bahwasanya area Dukuh Seloromo memiliki tiga objek wisata yang mencolok.
Yakni Waduk Seloromo, Taman Selo, dan Petilasan Ki Ageng Selo.
Ketiga objek wisata tersebut dikelola oleh pihak yang berbeda.
“Upaya pengamanan bersama kita ada jaga malam dan kebersihan, khusus untuk warung ini kita ada jaga malam. Titik parkir hari libur dan Minggu mobil di atas bisa, hari biasa di bawah parkirnya. Koordinasi yang lancar antara Taman Selo dan Waduk Seloromo, maupun dengan Petilasan Ki Ageng Selo,” pungkasnya.
Editor: Mila Candra
Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini
Tidak ada komentar