PATI – Mondes.co.id | Sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas dan menghadapi fluktuasi harga pasar, sejumlah petani di Dukuh Trolu, Desa Tompomulyo, Kecamatan Batangan memutuskan untuk melakukan diversifikasi tanaman.
Setelah selama bertahun-tahun bertumpu pada budi daya bawang merah, kini mereka mulai beralih ke tanaman kangkung.
Perubahan ini didorong oleh beberapa faktor, antara lain harga bawang merah yang cenderung tidak stabil dan serangan hama penyakit yang sering terjadi.
Selain itu, budi daya kangkung dinilai lebih mudah dan memiliki pasar yang lebih luas.
Kini, ladang-ladang Dukuh Trolu, jika biasanya didominasi oleh tanaman bawang merah, kini hamparan hijau sayur-sayuran kangkung, sawi, bayam, cabai, bahkan terong, mulai menghiasi perkampungan.
Para petani di sini seakan telah menemukan “cinta baru” setelah merasa lelah dengan drama harga bawang merah yang naik turun.
“Lebih mudah tanam sayur mas, selain mudah perawatannya, juga lebih murah pembiayaannya. Apalagi sayur kangkung cukup sekali tanam bisa dipanen lebih dari 10 kali,” ujar Harni, Petani di Dukuh Trolu.
Ia juga menambahkan, setiap harinya para pedagang dari berbagai daerah datang ke sawah.
Dengan begitu, petani tidak perlu repot membawa hasil panennya ke pasar.
Sedangkan untuk harga kangkung sendiri, per ikatnya dibeli Rp2 ribu.
“Harga segitu sudah untung, sebab biaya operasional yang murah untuk sayur kangkung dapat dipanen berkali kali. Untuk kebutuhan air menggunakan sumur bor,” tambahnya.
Editor: Mila Candra
Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini
Tidak ada komentar