REMBANG – Mondes.co.id | Rembulan sepertinya tersenyum lebih cerah malam itu.
Di tengah semaraknya alunan musik dan riuhnya tawa, NjajanFest 2.0 resmi dibuka, bukan hanya sebagai festival kuliner, tetapi sebagai perayaan budaya dan penggerak ekonomi yang begitu dinanti.
Gelaran tahunan ini dibuka dengan cara yang spektakuler, arak-arakan Gunungan NjajanFest yang megah diusung oleh komunitas seni Singo Wahyu Wibowo Sahabat Seni binaan PT Semen Gresik.
Pemandangan tradisi yang kaya makna ini langsung menarik perhatian ribuan pasang mata.
Ritual pecah kendi, simbol pembuka pintu rezeki, menjadi puncak upacara.
Ketika kendi tanah liat itu pecah, serpihannya seakan membawa berkah bagi para pelaku UMKM.
Sontak, masyarakat pun berbondong-bondong berebut isi gunungan, menciptakan momen kebersamaan yang hangat dan penuh kegembiraan.
Kemeriahan berlanjut dengan QRIS Kenduri Rasa dari Bank Indonesia.
Sebanyak 1.200 porsi kuliner khas Rembang disiapkan, pada hari pertama saja hidangan Lontong Tuyuhan ludes dalam waktu kurang dari 10 menit.
Ini bukti betapa kuliner lokal masih menjadi primadona.
Tak hanya perut yang dimanjakan, pikiran pun ikut terisi.
RS Bhina Bhakti Husada menggelar “Bhina Talk” yang edukatif, membuat masyarakat pulang membawa tidak hanya jajanan, tetapi juga ilmu.
Di malam hari, suasana makin syahdu.
Puncak acara pembukaan dihadiri langsung oleh Bupati Rembang, Harno.
“Ini bukan sekadar jualan, ada edukasi, ada pelatihan. Ini harus dicontoh perusahaan lain. Tahun depan, lebih banyak lagi UMKM Rembang yang harus naik kelas!” tegasnya.
Senada dengan bupati, Kepala Unit Komunikasi dan CSR PT Semen Gresik, Sulistyono, menegaskan misi besar di balik acara ini.
Yakni menjadikan Rumah BUMN Rembang sebagai wadah bagi UMKM untuk naik kelas dan menggerakkan roda ekonomi lokal.
Hasilnya pun sangat gemilang, pada hari pertama NjajanFest 2.0, mencatat transaksi penjualan hingga Rp278 juta.
Beberapa tenant bahkan meraup omzet fantastis antara Rp5 juta hingga Rp6 juta.
Satu tenant paling beruntung mencetak rekor penjualan Rp18,75 juta dalam sehari.
Angka ini membuktikan bahwa semangat kolaborasi antara BUMN, pemerintah daerah, dan komunitas lokal mampu menciptakan dampak ekonomi yang nyata.
Editor: Mila Candra
Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini
Tidak ada komentar