Pesona Vihara Megah di Pegunungan Muria

waktu baca 2 menit
Kamis, 23 Mei 2024 06:11 0 735 Harold

PATI – Mondes.co.id | Kabupaten Pati ternyata memiliki tempat ibadah umat Buddha termegah di Pantura Timur Jawa Tengah. Vihara tersebut berlokasi di Desa Jrahi, Kecamatan Gunungwungkal.

Vihara ini berdiri gagah di lereng Gunung Muria, sehingga landscape khas pegunungan tergambar begitu indah.

Jadi tidak heran bila banyak turis yang datang untuk menggelar wisata religi, lebih-lebih menjelang Waisak.

Pengurus Vihara Saddhagiri Desa Jrahi, Ngaripin mengatakan, tempat peribadatan ini awalnya adalah bangunan kecil bernama Buddha Meta dengan ukuran 6×9 meter.

Namun pada tahun 2009, warga berinisiatif melakukan pembangunan tempat ibadah yang lebih layak.

Proses pengerjaan Vihara Saddhagiri berlangsung selama 2,5 tahun. Kemudian pada tahun 2013, rumah ibadah tersebut diresmikan oleh mantan Bupati Pati Haryanto.

“Tahun 2009 akhir kita bersama-sama dengan umat, kita punya rencana untuk membangun tempat ibadah yang lebih layak,” ujarnya, Rabu (22/5).

“Sedangkan pembangunan Vihara Saddhagiri Jrahi itu selama 2,5 tahun dari 2009 akhir, dan tahun 2013, 21 Juli 2013 kita resmikan,” sambungnya.

Ia tidak menampik, jika Vihara ini disebut paling indah dan megah di Pantura Timur Jawa Tengah.

Lantaran keunikan gaya bangunan dan keelokan alam sebagai latar belakang, belum lagi kecantikan serta suasana kesakralan ornamen bangunan.

“Kalau bangunan dikategorikan termegah di Pati ini ya simbolis saja karena di saat pagi hari kita bisa melihat panorama alam bisa melihat matahari,” tuturnya.

“Sedangkan samudra yang luas di sebelah timur itu kita juga bisa melihat,” lanjutnya.

BACA JUGA :  Tahap ke-18, Sebanyak 14 Juta Dosis Vaksin COVID-19 Kembali Tiba di Tanah Air

“Sedangkan saat sore hari matahari terbenam di ufuk Barat, kita bisa melihat dengan mata telanjang kita,” sambungnya.

Menurutnya, agar bisa berwisata religi di lokasi, umat harus terlebih dahulu membuat perjanjian.

Sementara untuk pelancong yang hanya ingin berswafoto pun diperkenankan, tanpa membuat janji, dengan catatan izin dengan pengelola.

“Kalau wisata, wisata religius bisa dengan perjanjian tertentu. Kalau foto di depan masuk harus izin, nanti jadi rusak, foto di depan,” sebutnya.

Editor: Mila Candra

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LAINNYA

Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini