Peraih Kalpataru Masih Minim, DLH Pati Sarankan Optimalisasi Media Sosial

waktu baca 2 menit
Sabtu, 21 Okt 2023 17:40 0 680 Singgih Tri

PATI – Mondes.co.id | Tahun 2023, hanya ada dua peraih penghargaan Kalpataru di Kabupaten Pati. Mereka adalah Ja’far Labib yang meraih penghargaan kategori perintis lingkungan dan Karnawi yang meraih penghargaan kategori pembina lingkungan.

Atas hasil tersebut, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Pati amat sangat bangga serta mengapresiasi karya-karya kedua pria tersebut. Ja’far Labib yang sukses dengan hasil karya lukisan sampahnya, dan Karnawi yang sukses sebagai tokoh inspiratif merehabilitasi hutan mangrove.

Namun, DLH Kabupaten Pati masih menyoroti penggunaan media sosial yang masih minim dari keduanya. Bahkan dari dua peraih penghargaan Kalpataru tersebut, masih ada satu yang sempat mendaftar, tapi gagal karena tidak ada bukti berupa proses karya-karyanya.

“Di tahun ini ada dua yang menang di kategori perintis dan pembina. Namun, sebelumnya dari Pati ada tiga yang memenuhi kriteria untuk maju di penilaian Kalpataru, hanya saja kurangnya bukti dokumentasi dan publikasi dari yang satunya menyebabkan ia gagal,” ungkap Kepala Bidang Penataan Lingkungan Hidup DLH Kabupaten Pati, Agus Setiyaji kepada Mondes.co.id, Sabtu, 21 Oktober 2023.

Salah satu yang tidak berhasil adalah Sutiyono. Diketahui, dirinya mampu menghadirkan inovasi membuat aliran irigasi buatan yang memenuhi kriteria penilaian Kalpataru.

“Ada tiga yang mendaftar, tapi salah satunya gagal dapat penghargaan, yaitu Sutiyono dari Tambakromo. Ia sukses mengalirkan air dari yg tak bisa dapat air bisa dialiri air. Sehingga ia mampu memenuhi kriteria penilaian energi terbarukan,” ucap Agus saat ditemui di ruangannya.

BACA JUGA :  Ratusan Kader NU Tambakromo Ikuti Madrasah Amil, Demi Tingkatkan Integritas

Evaluasi dari kami kepada mereka adalah supaya mengoptimalkan penggunaan sarana media sosial. Pasalnya, keberadaan media sosial bisa mempublikasi karya-karya si pelaku inovasi. Bukti-bukti proses pembuatan karya secara lengkap akan terdokumentasi.

Bagi Agus, orang-orang tersebut memberikan dampak yang luar biasa bagi masyarakat luas, khususnya di bidang lingkungan hidup.

“Dia bermanfaat bagi manusia lain, mereka secara teknis juga pernah kami usulkan. Akan tetapi, tidak adanya bukti foto itu masalahnya. Tentu hal ini akan kami evaluasi dam terus kami bina,” ungkapnya.

Menurut Agus, jejak digital sangat mendukung kelangsungan kinerja si pelaku inovasi tersebut.

“Kapan dia melakukan tidak ada buktinya. Bagaimana bisa dinilai jika tidak ada jejak digital dan rekam jejak lainnya? Kalau hanya omongan saja pihak sana tidak percaya,” tuturnya.

Perlu diketahui, siapapun dapat mendaftar di penilaian Kalpataru. Asalkan memenuhi kategori, di antaranya perintis, penyelamat, pengabdi, dan pembina lingkungan.

Editor: Mila Candra

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LAINNYA

Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini