Pengukir Jepara Menolak Punah, Gelar Lomba Ukir Lintas Generasi 

waktu baca 2 menit
Selasa, 27 Agu 2024 14:04 0 474 Dian A.

JEPARA – Mondes.co.id | Para pengukir di Kabupaten Jepara menolak dari kepunahan. Mereka berupaya keras agar mahakarya masyarakat Jepara dapat terus bertahan di tengah modernitas zaman.

Hal ini sebagaimana dilakukan Pelestari Ukir Jepara. Mereka menggelar lomba ukir lintas generasi dari tingkat SD, SMP, SLTA, dan juga umum. Kegiatan dilaksanakan di Benteng Fort Jepara, Selasa (27/8/2024).

Ketua Pelestari Ukir Jepara, Hadi Priyanto mengatakan, sebanyak 488 peserta mengikuti lomba ukir tingkat Kabupaten Jepara di Benteng Fort Jepara.

“Kategori yang dilombakan mulai SD, SMP, SLTA, Umum, perempuan dan laki-laki,” kata Hadi.

Selain lomba ukir, juga dilaksanakan deklarasi Pengukir Jepara Menolak Punah.

“Mari kita bangun basis budaya kita, supaya ukir tidak benar-benar mati,” ungkapnya.

Di samping itu, dalam pembukaan tersebut juga ada deklarasi seni ukir sebagai salah satu topik P5 di semua satuan pendidikan, serta deklarasi Macan Kurung dan Gebyok Jepara sebagai hiasan di lembaga pemeritah dan swasta.

“Ini merupakan komitmen para pengukir Jepara untuk bersama-sama pemangku kepentingan, baik di kalangan pemerintah, lembaga pendidikan, maupun para pengusaha untuk melestarikan ukir Jepara,” ujar Hadi Priyanto.

Penjabat Bupati Jepara Edy Supriyanta mengatakan, Jepara merupakan pusat ukir dunia (The World Carving Center).

Menurutnya, potensi ini harus terus dilestarikan dan tidak boleh punah. Salah satunya dengan menggelar lomba ukir yang diselengarakan Lembaga Pelestari Ukir Jepara (Peluk).

“Kegiatan ini harus kita dukung bersama untuk melestarikan ukiran Jepara agar tidak punah,”ucapnya.

BACA JUGA :  Sekolah di Pati Mulai Uji Coba Pembelajaran Tatap Muka

Guru pendamping SMP Al Maarif Jepara Yoga Ardika memberikan apresiasi atas penyelenggaran lomba ukir ini.

Selain untuk menghidupkan kembali seni ukir, juga untuk menambah minat siswa untuk belajar ukir.

“Dengan adanya lomba ukir, anak-anak akan tertarik dan mau belajar ukir kembali,” kata dia.

Kali ini, ia membawa enam siswanya untuk mengikuti lomba ukir. Yaitu, Galang Uno Ardana, Atallah Rifky Aprilian, Ahmad nur Hamzah, Irwan Ramadhani S, M Azril Alfiansyah, dan Nazwah Aulia yasmin. Sebelumnya, mereka dibekali keterampilan ukir di sekolah.

“Sebelumnya mereka juga dibekali ekstra kurikuler ukir di sekolah,” kaat dia.

Editor: Mila Candra

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LAINNYA

Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini