Musim Panen Madu Bunga Randu, Petani Asal Gunungwungkal Ungkap Tantangan

waktu baca 3 menit
Minggu, 30 Jun 2024 16:20 0 1069 Singgih Tri

PATI – Mondes.co.id | Madu bunga randu hadir di tengah masyarakat dengan kualitas terbaik, langsung dipanen dari kebun di musim panen yang melimpah.

Madu dapat dipanen dari hasil peternakan lebah, yang mana ini banyak ditemui di Kecamatan Gunungwungkal dan sekitarnya.

Perlu diketahui, masa-masa panen madu bunga randu tiba pada Juni 2024 ini, dan diprediksi masih akan berlangsung hingga Agustus mendatang, menyesuaikan dengan dukungan kondisi cuaca.

Madu bunga randu biasa dipanen saat memasuki musim kemarau. Jenis ini menjadi primadona di antara madu-madu lainnya, lantaran memiliki rasa dan aroma yang khas.

“Jadi madu randu ini adalah primadona bagi peternak maupun pembeli karena memiliki rasa dan aroma yang khas sekali. Dan juga ciri lainnya memiliki gas yang lebih banyak. Kalau cuaca mendukung dan vegetasi mencukupi, petani madu dapat memanen berton-ton madu bunga randu,” ungkap Tatik, salah seorang pelaku usaha pertanian madu di Desa Gunungwungkal.

Ia mengatakan bahwa sejauh ini mampu memanen madu bunga randu sebanyak 100 box.

Bersama dengan sang suami, ia mendulang madu bunga randu sebanyak 2 ton.

“Kalau cuaca mendukung Insya Allah bisa panen dua ton untuk yang saya dan suami kelola sendiri ini. Di panen kali ini kurang lebih 500 box, tapi yang saya kelola hanya 100 box,” ucapnya kepada Mondes.co.id, Minggu (30/6/2024).

Ia menjelaskan, memanen madu bunga randu dengan cara mengambil sarang ternak lebah dari box.

Selanjutnya, dilakukan pemisahan antara lebah dari sarang menggunakan alat tradisional dari bulu ekor kuda.

BACA JUGA :  Menilik Keindahan Senja dari Bukit Gong

Kemudian, sarang dimasukkan ke esktrak. Madu bunga randu ini memiliki kualitas super karena full nektar.

Madu bunga randu ini jika diperhatikan dari fisiknya kala pertama kali dipanen berwarna kuning. Kalau sudah lama akan berwarna kecoklatan, biasanya perubahan warna kurang lebih satu tahun.

“Kita ambil sarangnya dari box, kita pisahkan lebahnya dari sarang menggunakan serap (alat tradisional dari bulu ekor kuda), lalu kita masukkan ke ekstrak. Madu di kami memiliki kualitas super full nektar. Setelahnya madu kami jual,” terang Tatik saat diwawancarai di sela panen madu.

Usai dipanen, madu mentah akan dijual seharga kisaran Rp60 ribuan. Ia menyebut jika hasil panen ini raw honey.

Raw honey adalah madu murni yang tidak mengalami pengolahan. Nantinya, madu bunga randu dijual ke pabrik maupun ke penjual eceran.

“Karena kami hanya petani madu, jadi tidak ada proses lagi. Kita menjual madu raw honey atau madu mentah tanpa proses pengolahan. Kita jual raw honey nektar randu diharga Rp60 ribuan. Kami jual ke pihak yang sudah bekerja sama seperti pabrik dan pengecer, biasanya mereka beli grosir untuk dikemas sendiri,” terangnya.

Selama budidaya madu bunga randu, ia mengaku kerap menemui kendala, seperti datangnya musim hujan yang di luar perkiraan, lebah yang sulit terkondisikan, serta vegetasi yang mulai berkurang.

“Kendala paling sulit saat hujan, kemarin waktu hujan hasil panen kurang maksimal. Kemudian karena lebah menjadi galak saat vegetasi alam sudah berkurang, Biasanya lebah saling berebutan pakan atau rampokan,” ujarnya.

“Rampokan itu lebah dari peternak lain datang karena mencium bau madu, biasanya untuk mengatasi ini kami menggunakan kelambu,” pungkasnya.

Editor: Mila Candra

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LAINNYA

Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini