PATI – Mondes.co.id | Usaha kuliner sedang naik daun di masa seperti ini.
Sehingga menjadi peluang bisnis anak muda, salah satunya oleh gadis asal Desa Tegalwero, Kecamatan Pucakwangi, Kabupaten Pati, Alifia Dyah Nur Rahma (24).
Tiap hari ia memproduksi aneka makanan ringan maupun berat, serta makanan basah maupun kering.
Menu itu meliputi berbagai jenis kue, jajanan tradisional, kue tart, nasi box, dan tumpeng.
Dijual dengan harga terjangkau, melalui sistem Pre Order (PO) secara online.
“Untuk bolu-boluan seperti bolu pelangi, bolu lapis Surabaya, bolu gulung, dan lain-lain itu start Rp2.000. Jajan basah seperti arem-arem, nagasari Bandung, kue lapis, dan lain-lain itu start Rp1.500. Tapi mostly Rp2.000-an,” ucap Alifia saat diwawancarai Mondes.co.id, Minggu, 5 Oktober 2025.
Jika ramai, dalam sebulan ia mampu memperoleh pendapatan Rp10 juta.
Bahkan menurutnya, setiap bulan produknya selalu laris pembeli.
Ia menyebut, tiap hari bisa memproduksi ribuan aneka jajanan.
Aneka jajanan bervariasi ia buat untuk menyediakan kebutuhan dari pembeli yang berminat merasakan nikmatnya suguhan kuliner olahannya.
“Ramainya musim nikah, musim wisuda sekolah, musim lamaran, tapi bulan-bulan biasanya juga ramai. Paling banyak pernah lima jenis jajanan dengan per jenis jumlahnya 200 pcs, sehingga kurang lebih total per hari 1.000 pcs. Maksimal sehari menerima tiga pesanan dari orang yang berbeda,” ujar perempuan yang memulai usaha kulinernya sejak 2019 lalu.
Menurutnya, minat masyarakat terhadap jajanan tinggi karena setiap penyelenggaraan acara butuh pasokan konsumsi, sehingga hidangan kecil maupun besar selalu disuguhkan.
Hal itulah yang menjadikan Alifia mengambil peluang tersebut.
Ia tak khawatir rugi, lantaran menerapkan sistem PO.
Ia pun standby 24 jam untuk menerima pesanan, kecuali ketika libur di hari-hari tertentu.
“Karena sistem saya by PO, jadi tidak perlu mikir takut rugi ataupun tidak laku. Selain itu, ya tadi minat masyarakat yang tinggi karena di setiap acara, setiap momen apapun itu pasti ada hidangannya atau suguhan,” kata wanita yang aktif menjajakan produknya melalui Facebook dan Instagram.
Perempuan lulusan Program Studi (Prodi) Perbankan Syariah Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang itu, memandang bisnis kuliner punya prospek bagus.
Apalagi, rasa kepuasan masyarakat selalu datang kapanpun, sehingga inovasi membuat produk makanan dipilih untuk membuat masyarakat tergiur.
“Melihat minat masyarakat soal makanan dalam jangka panjang sepertinya akan bagus. Ibaratnya gini, kalau misal jualan baju, orang belum tentu akan beli karena di rumah juga pasti sudah punya baju, sedangkan kalau makanan, apalagi jika rasanya enak dan ada hasrat ingin mencicipi, pasti akan dibeli,” sambung Alifia.
Latar belakang ia terjun menekuni bisnis ini, tepatnya ketika dimintai warga sekitar untuk membuatkan jajanan, produk pun dijualkan ke sekitar rumah saja.
Dibimbing sang ibu yang awalnya merintis usaha tersebut pada 2019, Alifia antusias belajar dan mengembangkan usaha ini sampai mendapat Nomor Izin Berusaha (NIB) dan Izin Usaha Mikro & Kecil (IUMK).
Ia juga mengasah skill membuat produk kuliner dengan ikut pelatihan membuat roti dan kue yang diselenggarakan oleh Balai Latihan Kerja (BLK) Kabupaten Pati
“Sebenarnya yang memulai jual itu ibu di tahun 2019, pada saat itu market pasarnya hanya tetangga dan keluarga dekat saja. Lalu karena Covid, kuliah saya daring, saya belajar membuat jajanan yang dibuat ibu saya,” ucapnya.
Selain itu, berkat kreativitasnya sebagai generasi muda yang melek digital, usaha kulinernya mampu merambah ke Sosmed.
Banyak dari pembeli memesan produknya melalui online.
“Di saat sudah bisa, saya mulai menambah varian menu. Dan juga mulai menjamah dunia Medsos agar lebih luas jangkauannya, dan mulai membuat NIB dan IUMK,” terangnya.
Sejauh ini pembeli datang dari berbagai kalangan, mulai dari masyarakat sekitar, lingkungan pondok Pesantren, pegawai Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas), guru-guru di sekolah, perkumpulan kegiatan ibu-ibu kecamatan, maupun Persatuan Istri Tentara (Persit).
Bahkan, siswa/siswi sekolah juga membeli untuk keperluan perayaan acara tertentu.
Editor: Mila Candra
Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini
Tidak ada komentar