REMBANG – Mondes.co.id | Masalah lingkungan yang serius tengah melanda muara Sungai Karanggeneng, Desa Tasikagung, Rembang Kota.
Puluhan bangkai kapal yang menumpuk selama bertahun-tahun telah menyempitkan alur pelayaran dan mencemari lingkungan sekitar.
Para nelayan tradisional yang bergantung pada sungai ini untuk mencari nafkah menjadi sangat terganggu dengan kondisi tersebut.
Mereka kesulitan untuk keluar masuk pelabuhan dengan perahu-perahu kecil mereka.
“Sudah bertahun-tahun kami mengeluhkan masalah ini, tapi belum ada tindakan nyata,” ungkap Yasmani, salah seorang nelayan asal Desa Waru, Sabtu (9/11/2024).
Selain menghambat aktivitas nelayan, keberadaan bangkai kapal juga membuat pemandangan di muara sungai menjadi sangat kumuh dan tidak sehat.
Kondisi ini bahkan menjadi catatan khusus dari Tim Adipura yang menilai kebersihan lingkungan.
Pemerintah Kabupaten Rembang sebenarnya telah menyadari masalah ini dan pernah merencanakan pembersihan.
Namun, kendala anggaran menjadi penghalang utama.
Baik pemerintah daerah maupun Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana belum memiliki dana yang cukup untuk melakukan operasi besar-besaran tersebut.
Kepala Desa Tasikagung, Ahmad Riyanto, turut membenarkan adanya rencana pembersihan.
“Sayangnya, rencana itu belum bisa terealisasi karena masalah anggaran,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Rembang, Sofyan Kholiq, mengakui bahwa muara Sungai Karanggeneng memang perlu dinormalisasi dan dibersihkan dari bangkai kapal.
Namun, ia menekankan pentingnya untuk melibatkan para pemilik kapal dalam proses tersebut.
“Sebelum dilakukan pembersihan, kita harus mengumpulkan para pemilik kapal untuk mendapatkan persetujuan mereka,” jelasnya.
Masalah bangkai kapal di muara Sungai Karanggeneng membutuhkan solusi yang komprehensif.
Selain masalah anggaran, perlu juga ada koordinasi yang baik antara pemerintah daerah, BBWS, dan para nelayan.
Masalah bangkai kapal di muara Sungai Karanggeneng tidak hanya berdampak pada nelayan, tetapi juga pada lingkungan secara keseluruhan.
Bangkai kapal yang membusuk dapat mencemari air dan tanah, mengancam ekosistem laut, serta mengurangi keindahan alam.
Oleh karena itu, pemerintah dan masyarakat perlu bekerja sama untuk mengatasi masalah ini.
Pembersihan muara Sungai Karanggeneng bukan hanya sekadar proyek fisik, tetapi juga merupakan investasi untuk masa depan yang lebih baik.
Editor: Mila Candra
Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini
Tidak ada komentar