Menguak Petilasan Sendang Eyang Sukmoyono, Asal Usul dan Mitos yang Menyelimuti

waktu baca 2 menit
Minggu, 4 Des 2022 10:57 0 2465 mondes

PATI – Mondes.co.id | Di Kabupaten Pati, Jawa Tengah, ada sebuah cagar budaya bersejarah yang sampai saat ini masih lestari keberadaannya. Adalah Sendang Eyang Sukmoyono yang berlokasi di Desa Mojoagung, Kecamatan Trangkil.

Juru Kunci Sendang Eyang Sukmoyono, Abdul Rahman mengatakan, mengenai awal mula ada petilasan Eyang Sukmoyono itu, dahulu saat perseteruan antara Kadipaten Parang Garudo dengan Kadipaten Carang Soko. Kadipaten Carang Soko dibantu Kadipaten Mojosemi.

“Sehingga dengan kekalahan Kadipaten Parang Garudo menjadi bersatunya beberapa kadipaten yang dinamakan Kadipaten Pesantenan,” ujarnya di lokasi, Minggu, 4 Desember 2022.

Selepas itu, Abdul menerangkan, sendang ini muncul tatkala penggawa kerajaan majapahit menebar benih di lokasi. Setelah benih tersebut, tumbuh tiba-tiba membuncah air, lokasi itupun menjadi sumber mata air yang sangat besar sampai seperti lautan.

“Melihat fenomena itu, penggawa Majapahit berupaya agar daratan ini tidak berubah menjadi lautan,” tuturnya.

Benih tumbuhan tersebut, tumbuh pohon kayu mojo dan pohon kayu asem. Kedua batang pohon yang berhasil tumbuh itu melilit dan menjadi satu, sehingga dinamakan Mejasem.

“Di samping itu, awal nama Mojoagung waktu menanam pohon tersebut terdapat sumber mata air yang besar (agung) di tempat itu lalu dinamakan Mojoagung,” ungkapnya.

Pada waktu itu, saat sumber air meluap dahsyat, penggawa Majapahit akhirnya kewalahan dan tak mampu menanggulanginya.

“Lalu ada ular besar dari Desa Karang Legi Kali Garan yang memutari sumber air yang meluap, pada saat kepalanya berada di sendang tersebut lalu ditancapkan pusaka cambuk, yang sekarang dinamakan Segaran,” bebernya.

BACA JUGA :  Tempat Favorit Pencinta Mancing di Pati Ini Kerap Gelar Lomba Berhadiah Fantastis

Ditambahkan, hingga sampai sekarang petilasan Eyang Sukmoyono terus dilestarikan dan banyak didatangi masyarakat setempat untuk berziarah dan ngalap berkah, khususnya di malam Jumat dan memuncak pada malam 1 Suro. (Tg/Dr)

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LAINNYA

Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini