Kisah Menarik Farikha, Wasit Bulu Tangkis Asal Kudus Pimpin Laga Kancah Internasional

waktu baca 5 menit
Jumat, 9 Mei 2025 11:55 0 203 Singgih Tri

KUDUS – Mondes.co.id | Menyukai bulu tangkis sejak belia, membuat wanita asal Kabupaten Kudus ini menjadi wasit olahraga tangan tersebut.

Bahkan, perannya menjadi pengadil pertandingan telah diakui dunia.

Ia adalah Farikha Sukrotun Nikmah (28), perempuan asal Desa Hadipolo, Kecamatan Jekulo, Kabupaten Kudus, yang pernah memimpin jalannya laga di berbagai ajang turnamen lokal hingga dunia.

Farikha dikenal sebagai pribadi rendah hati dan pekerja keras.

Di tengah mengarungi tanggung jawab sebagai wasit bulu tangkis, ia sehari-hari tetap menjalani rutinitas pekerjaan di toko material bangunan.

“Hobi saya dari kecil memang suka olahraga, membaca, juga mendengarkan musik. Suka dengan olahraga badminton dari kelas V SD (Sekolah Dasar) karena sering diajak bapak ke lapangan, akhirnya menjadi badminton lovers. Sering menonton pertandingan lewat televisi, terlebih badminton adalah olahraga yang sering mengharumkan nama Indonesia, jadi semakin tertarik,” ungkap perempuan yang aktif sebagai pengurus Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI) Kabupaten Kudus tersebut.

Di samping itu, ketika masih menjadi mahasiswa, ia pernah bekerja paruh waktu di salah satu kafe di kampusnya.

Kemudian, pernah menjadi guru les privat untuk siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA).

“Sehari-hari saya kerja sebagai karyawan swasta di sebuah toko besi di Jekulo, juga menjadi pengurus PBSI Kudus. Pada waktu kuliah tahun 2016, ditelpon bapak diajak penataran wasit badminton tingkat Kabupaten Kudus, awalnya menolak, tetapi diyakinkan mencoba dulu karena sudah punya modal sering mengikuti pertandingan badminton, sehingga sedikit banyak sudah paham aturan. Alhamdulillah lulus,” kata perempuan lulusan Pendidikan Bahasa Inggris, Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) kepada Mondes.co.id.

BACA JUGA :  Peta Politik Berubah, Mantan Wabup Pati Safin Dukung Sudewo-Chandra

Ia berminat olahraga bulu tangkis sejak SD, kerap menyaksikan pertandingan bulu tangkis di setiap event. Namun, Farikha mengaku kurang berbakat menjadi pemain, sehingga lebih suka sebagai pecinta olahraga tepok bulu itu.

Kesempatan mengikuti penataran wasit tidak disia-siakan hingga lolos ke tingkat provinsi dan nasional. Selanjutnya, ia mengikuti Badminton Asia Accredited.

“Karena tidak dianugerahi bakat dalam bermain badminton, jadi hanya sekedar penonton saja. Mengikuti penataran hingga paham bermacam-macam aturan pertandingan, Alhamdulillah kemudian bertahap mengikuti penataran tingkat provinsi, ke tingkat nasional (ada dua level, nasional B dan nasional A), kemudian Badminton Asia Accredited,” tutur putri dari pensiunan guru tersebut.

Menurutnya, menjadi wasit bulu tangkus tidak semudah melihat di layar kaca, karena ada banyak ketentuan yang harus dipelajari.

Ada peraturan yang berlaku pada bulu tangkis, mulai sebelum pertandingan, selama berjalannya pertandingan, dan setelah pertandingan.

“Tidak mudah menjadi wasit badminton, harus menerapkan Law of Badminton dalam setiap pertandingan, memimpin pertandingan secara fair (tidak memihak salah satu pemain), menerapkan aturan-aturan yang lain. Sebelum, saat, dan usai pertandingan ada aturannya,” jelas Farikha

Perlu diketahui, terdapat 17 Law of Badminton, serta ada Instructions to Technical Officials (ITTO), Code of Conduct, General Competition Regulations dan peraturan lainnya dalam olahraga yang bisa dimainkan secara tunggal maupun ganda.

Oleh sebab itu, pekerjaan ini sangat menantang, di mana ia harus memimpin jalannya pertandingan dari awal sampai akhir, sekaligus memastikan jalannya permainan sportif.

“Tantangannya bagaimana kita memimpin pertandingan dari awal sampai akhir dengan lancar, mengatasi berbagai trik dari para pemain, dan bagaimana bersaing secara sehat untuk meningkatkan kualitas diri. Terus belajar dan menguasai aturan, mengaplikasikan hal tersebut di lapangan pada setiap pertandingan, menanamkan pada diri sendiri bahwa pertandingan harus adil untuk kedua pemain, bukan untuk memilih salah satu pihak,” paparnya.

BACA JUGA :  Total Anggaran DD di Pati, Desa dengan Besaran Tertinggi hingga Terendah

Ibaratkan mimpi yang tercapai, ia bangga membawa nama Indonesia di kancah internasional sebagai wasit yang posisinya dihormati oleh para atlet seluruh dunia.

Secara pribadi, ia senang bisa bertemu banyak pihak untuk berdiskusi dan belajar budaya, sehingga ia bisa menikmati momen tersebut.

“Duduk di atas kursi wasit dengan pemain-pemain kelas dunia dan disaksikan oleh penonton yang luar biasa. Saya bisa bertemu dengan teman-teman baru dari berbagai wilayah, bertukar latar belakang budaya, bertemu dengan pemain pemain hebat yang menjadi mimpi saya sejak kecil sebagai pecinta badminton,” ujar wasit yang memiliki karakter tegas di arena pertandingan.

Kepribadiannya yang pandai beradaptasi dengan lingkungan baru, memberi dampak luar biasa pada diri Farikha.

Kebiasaan di Indonesia disesuaikan dengan di luar negeri.

“Di luar negeri harus pandai beradaptasi cuaca, makanan, lingkungan sekitar, menjaga diri agar tetap fit selama kejuaraan berlangsung. Terkadang dari pagi sampai tengah malam harus pandai mengatur jadwal makan, sholat, dan istirahat. Tapi berjumpa teman baru dari latar belakang budaya yang beda, jadi obat lelah,” tuturnya.

Jalan yang ia tempuh berkat support dari orang tua dan kemauan diri.

Sang ayah dengan tangan dingin membimbing sepak terjang Farikha menjadi wasit profesional dengan memberikan ilmu dan pengalaman hingga memotivasi diri Farikha.

“Tanpa saran dan bimbingan ayah saya tidak akan mengenal profesi ini, lalu para senior yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu sudah berbagi ilmu dan pengalaman. Harapannya bisa mendapat panggilan untuk mengikuti ujian yang lebih tinggi lagi dan memimpin pertandingan besar,” harapnya.

Farikha bertekad agar bisa berkiprah di level dunia. Dan ingin meng-upgrade diri dengan mengikuti ujian profesi wasit yang lebih tinggi.

BACA JUGA :  Pantura Pati-Kudus Kerap Macet Hingga Makan Korban, Begini Ceritanya

Sebagai informasi, perjalanan Farikha menjadi wasit ketika mulai mengikuti lisensi sejak tahun 2018. Sedangkan, untuk lisensi internasional mulai dari tahun 2023.

Berbagai lisensi yang telah Farikha ikuti di antaranya:
– Ujian Wasit Tingkat Kabupaten/Kota pada 2016
– Ujian Wasit Tingkat Provinsi Jawa Tengah pada 2017
– Ujian Wasit Tingkat Nasional B pada 2018
– Ujian Wasit Tingkat Nasional A pada 2019
– Badminton Asia Online National Umpires Training Course pada 2020
– Badminton Asia National Umpires Training Course – South East Asia Region pada 2021
– Badminton Asia Umpires Accreditation Course pada 2023
– Badminton Asia Umpires Appraisal Course (BA A to BA C) pada 2024
– Badminton Asia Umpires Certification Course pada 2025.

Editor: Mila Candra

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LAINNYA

Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini