TRENGGALEK – Mondes.co.id | Jelang libur panjang perayaan hari raya keagamaan biasanya masyarakat di hampir seluruh wilayah Indonesia melakukan tradisi pulang kampung atau mudik. Tradisi tersebut (mudik) memang telah mengakar dalam budaya di nusantara sejak dulu.
Khususnya, pada saat lebaran warga di berbagai kota seakan hijrah secara massif ke kampung halaman demi merayakan Hari Besar Islam itu bersama keluarga mereka. Baik melalui jalur laut dan udara, namun jalur darat lah yang sering dipilih pemudik dikarenakan paling memungkinkan dinikmati keindahannya saat perjalanan.
Menurut data, untuk jumlah pemudik yang melakukan aktivitas pulang ke kampung halaman kian meningkat setiap tahunnya. Kecuali, di dua tahun terakhir (2020 dan 2021) yang mengalami penurunan tajam akibat diberlakukannya pembatasan- pembatasan akibat dampak pandemi Covid-19. Dan di tahun 2022 ini, karena kebijakan pembatasan sosial diperlonggar oleh pemerintah pusat maka terjadi ‘ledakan’ jumlah pemudik.
Sebagaimana yang terjadi di Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur. Dari informasi yang disampaikan pihak Satlantas Polres Trenggalek bahwa memang telah terjadi peningkatan cukup signifikan untuk jumlah pemudik menjelang lebaran tahun 2022.
“Dari pantauan anggota dilapangan, jumlah pemudik yang masuk ke wilayah Kabupaten Trenggalek ada peningkatan sekitar sembilan puluh persen dibanding tahun lalu,” kata Kepala Urusan Pembinaan dan Operasional (Kaurbinops) Satlantas Polres Trenggalek, Ipda Widarto kepada Mondes.co.id (1/5/2022) malam.
Menurut Kaurbinops, lonjakan tersebut kemungkinan dipicu oleh adanya kebijakan dari pemerintah pusat terkait aturan pembatasan kegiatan masyarakat yang sudah dilonggarkan. Pasalnya, selama dua tahun lalu aktivitas pemudik dibatasi akibat pendemi Covid-19.
“Sehingga, banyak perantau yang sudah sangat rindu keluarga di kampung halaman memilih berbondong-bondong mudik tahun ini,” imbuhnya.
Mengantisipasi hal tersebut, sambung dia, Satlantas Polres Trenggalek pun sudah mulai melakukan berbagai upaya termasuk sejumlah rekayasa lalu lintas (lalin). Itu di laksanakan guna mengurangi kemungkinan terjadinya penumpukan maupun kemacetan arus lalu lintas khususnya yang mengarah ke pusat kota.
“Di seputar kota ada dua titik yang jadi prioritas, yakni dari arah Sukarno-Hatta menuju jalan Soedirman di alihkan ke jalan dr. Soedomo dan jalan Veteran ke timur di tutup untuk di arahkan ke jalan Yos Sudarso,” jelas Ipda Widarto.
Lebih lanjut, perwira pertama dengan satu balok kuning di pundak itu menambahkan, selain jalan diseputar kota ada juga jalur arteri didaerah Kecamatan Tugu yang perlu diperhatikan. Mengingat, jalan tersebut merupakan salah satu pintu masuk dari arah barat menuju ketimur. Belum lagi, di wilayah itu ada destinasi wisata baru yaitu Bendungan Tugu yang biasanya ramai dilalui para pengguna jalan.
“Dijalan raya Trenggalek-Ponorogo ada Bendungan Tugu yang biasanya ramai dijadikan area beristirahat ataupun sekedar berswafoto. Sehingga, banyak kendaraan terparkir di sepanjang jalur. Ini perlu di perhatikan pula oleh para pengguna jalan,” ujarnya.
Oleh sebab itulah, tandas Kaurbinops, kepada para pengguna jalan untuk benar-benar diminta kewaspadaannya. Walau sudah ada pos pengamanan dan petugas yang secara periodik selalu mengingatkan masyarakat mengenai potensi bahaya di sepanjang jalan dimaksud, semua tetap wajib berhati-hati.
“Jangan sampai, niat awalnya pulang kampung untuk bisa berkumpul keluarga malah menjadi petaka akibat kelalaian. Tetap berhati-hati, patuhi rambu-rambu lalu lintas dan secara kesadaran mandiri menerapkan protokol kesehatan,” pungkasnya.
(Her/Mondes)
Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini
Tidak ada komentar