BLORA – Mondes.co.id | Terletak jauh di dalam hutan lebat Blora, keajaiban botani berdiri sebagai bukti keindahan alam yang abadi. Dikenal secara lokal sebagai Jati Denok, pohon jati raksasa ini telah menarik perhatian penduduk setempat dan wisatawan.
Dengan perkiraan usia lebih dari 400 tahun, tinggi 30 meter, dan keliling yang membutuhkan tujuh lengan orang dewasa untuk melingkarinya, Jati Denok bukan hanya pohon jati terbesar di Indonesia, tetapi juga disebut-sebut sebagai salah satu yang paling berharga di dunia.
Pada 23 Juni 2008, pohon ini secara resmi diakui keistimewaannya saat menerima penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (MURI).
Ukurannya yang luar biasa, usianya yang tua, dan kualitas kayunya yang baik, membuat beberapa orang memperkirakan nilainya mencapai lebih dari Rp1 miliar.
Terletak di Dukuh Temanjang, Desa Jatisari, Kecamatan Banjarejo, Jati Denok telah menjadi tujuan wisata yang populer.
Ir. Bambang Sulistya, Ketua Persatuan Pensiunan Pegawai Negeri Sipil Kabupaten Blora, baru-baru ini mengunjungi lokasi tersebut dan mengungkapkan kekagumannya akan kemegahan pohon tersebut, ditambah dengan suasana tenteram yang diberikan.
“Alhamdulillah, Saya ditemani Pak Sugeng Saptono, masih diberikan kesehatan dan kesempatan menikmati segarnya udara dan indahnya panorama di kawasan situs budaya Jati Denok,” Tambah Bambang.
Bambang Sulistya hanya menitipkan harapan, kelak di masa yang akan datang ada paket wisata jeep Jati Denok tour di kabupaten Blora.
“Start di Pasar Sido Makmur dengan route Kampung Samin Klopoduwur, Jati Denok, air terjun Kedung Mansur, dan terakhir di wisata Sumur Pitu Pengging Dusun Wadas Desa Mojowetan Kecamatan Banjarejo,” Harapnya.
Mashudi, seorang pejabat kehutanan, membayangkan Jati Denok sebagai objek wisata utama, yang menawarkan kesempatan untuk penyembuhan dan peremajaan.
Ia telah menyelenggarakan berbagai acara di lokasi tersebut, termasuk acara kumpul keluarga bagi staf KPH Randublatung.
Selain Jati Denok, daerah sekitarnya juga menawarkan keajaiban alam lainnya, seperti pohon mahoni kuno dan air terjun Kedung Mansur di dekatnya.
Pemerintah daerah dan tokoh masyarakat bekerja sama untuk mengembangkan rencana pariwisata komprehensif yang mencakup fasilitas berkemah, aktivitas petualangan seperti flying fox dan sky biking, serta akses yang lebih baik ke air terjun.
Kepala Desa Jatisari, Jamin, menyoroti pentingnya budaya Kedung Mansur, yang selama ini digunakan untuk upacara adat dan praktik spiritual.
“Baik Jati Denok maupun Kedung Mansur menawarkan potensi besar untuk pengembangan pariwisata,” jelasnya.
Di lain sisi, Bupati Blora Dr. H. Arief Rohman, SIP., M.Si., selalu berikhtiar untuk mempromosikan potensi wisata Kabupaten Blora.
Salah satu obyek wisata yang berhasil viral adalah wisata Gua Terawang objek wisata alam di Desa Kedung Wungu Kecamatan Todanan.
Sebenarnya, Kabupaten Blora banyak potensi wisata yang perlu dilakukan upaya revitalisasi dengan melakukan kerja sama kemitraan ke pihak Perhutani atau pihak ketiga.
“Jika hanya mengandalkan dukungan dana dari APBD Pemkab, maka dinilai tak akan mampu untuk membiayainya,” ujar Gus Arief, panggilan akrab Bupati Blora.
Oleh sebab itu, Gus Arief akan terus berupaya menggali potensi wisata di Bumi Blora Mustika dengan menggandeng pihak swasta.
“Sudah menggagas salah satu potensi obyek wisata yang memiliki prospek cerah dan go international, yaitu untuk mempromosikan obyek wisata Jati Denok,” ungkap Gus Arif.
Dengan kekayaan sejarahnya, keindahan alamnya, dan popularitasnya yang terus meningkat, Jati Denok siap menjadi daya tarik wisata utama bagi Blora.
Dengan berinvestasi dalam infrastruktur, mempromosikan objek wisata unik di daerah tersebut, dan membina kemitraan antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat setempat, Blora dapat membuka potensi penuh dari kekayaan alam yang luar biasa ini.
Editor: Mila Candra
Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini
Tidak ada komentar