REMBANG – Mondes.co.id | Masalah pencairan simpanan anggota di Koperasi Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah (KSPPS) Baitul Maal wa Tanwil (BMT) Bina Umat Sejahtera (BUS) Lasem Kabupaten Rembang masih menjadi sorotan.
Meski telah dilakukan berbagai upaya, proses pencairan dana nasabah masih belum berjalan lancar.
Dwi Hartanto, pendamping anggota, menyoroti pentingnya peran dewan pengawas dalam membantu percepatan penyelesaian masalah ini.
Ia mengusulkan agar dewan pengawas turun langsung ke lapangan untuk membantu menyelesaikan permasalahan di masing-masing wilayah.
“Dengan begitu, ada tindakan nyata dari satgas untuk merespons keluhan anggota,” tegasnya.
Dwi juga menyuarakan pentingnya adanya skala prioritas dalam proses pencairan.
“Seharusnya, anggota yang sedang sakit atau membutuhkan biaya pendidikan menjadi prioritas utama,” imbuhnya.
Pihak BMT BUS sendiri telah memulai proses penjualan aset senilai total sekitar Rp480 miliar sebagai salah satu upaya untuk melunasi simpanan anggota.
Namun, Dwi menilai bahwa penjualan aset merupakan solusi jangka panjang.
“Sebelum menjual aset, seharusnya ada perencanaan yang matang. Apalagi jika aset yang dijual bernilai besar,” ungkapnya.
Kemarin, BMT BUS mengadakan pertemuan dengan para anggotanya di wilayah Rembang-Blora.
Dalam pertemuan tersebut, Sekretaris Pengurus KSPPS BMT BUS, Rahmat, menyampaikan kondisi terkini BMT BUS dan membuka ruang dialog untuk membahas percepatan pengembalian simpanan anggota.
Salah satu fokus pembahasan adalah upaya penjualan aset.
Rahmat mengakui bahwa BMT BUS masih memiliki total simpanan sekitar Rp880 miliar, dengan potensi penarikan sekitar separuhnya.
“Namun, kami optimis tidak semua anggota akan menarik dana sekaligus,” ujarnya.
Meskipun telah berupaya keras, BMT BUS masih menghadapi sejumlah tantangan.
Total aset yang akan dijual beserta outstanding loan hanya sekitar Rp700 miliar, sementara total simpanan masih mencapai Rp880 miliar.
Namun, Rahmat menegaskan bahwa pihaknya telah berhasil mengembalikan simpanan anggota sekitar Rp300 miliar dalam setahun terakhir.
Selain penjualan aset, BMT BUS juga tengah berupaya mencari investor untuk membantu mengatasi masalah likuiditas.
Dalam audiensi kemarin, pihak BMT BUS menyadari bahwa anggota menginginkan kepastian terkait waktu pencairan dan mekanisme yang akan dilakukan.
Masalah pencairan simpanan anggota BMT BUS masih menjadi permasalahan yang kompleks.
Meskipun telah dilakukan berbagai upaya, proses pencairan masih belum berjalan sesuai harapan anggota.
Peran dewan pengawas, skala prioritas dalam pencairan, serta perencanaan yang matang dalam penjualan aset menjadi beberapa poin penting yang perlu diperhatikan dalam mencari solusi terbaik.
Editor: Mila Candra
Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini
2 minggu lalu
Uang tabungan saya 100 juta jeripayah buat anak sekolah dan kebutuhan lainnya belum ada kejelasan , sudah deposito 1 tahun lebih mau di ambil tidak bisa sama sekali .