PATI – Mondes.co.id | Pada puncak musim kemarau yang terik dan diperparah dengan adanya polusi udara, berbagai masalah penyakit gangguan pernapasan di Kabupaten Pati pun mengintai.
Seperti halnya gangguan pernapasan mulai dari Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA), Pneumonia, dan Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK).
Menurut catatan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Pati, data terbaru penderita gangguan pernapasan sebanyak 11.220 warga. Mayoritas penderita gangguan pernapasan dikarenakan debu.
Saat mencoba menelusuri salah satu kecamatan di Kabupaten Pati, Kecamatan Kayen jadi salah satu wilayah dengan kasus gangguan pernapasan yang tinggi.
Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Kayen merilis, terdapat sebanyak 4.645 warga setempat menderita penyakit gangguan pernapasan. Data ini terhitung sejak Januari sampai dengan Agustus 2023.
Kepala Puskesmas Kayen, dr. Indri Kurnia Sari menjelaskan, ISPA sebanyak 4.572 kasus. Sementara, untuk Pneumonia sebanyak 73 kasus dan PPOK sebanyak 20 kasus. Kondisi tersebut sempat terjadi lonjakan sejak Juni hingga Agustus 2023.
“Penyebabnya polusi udara, alergi, kurangnya menjaga etika batuk. Itu yang menjadi penyebabnya,” terangnya kepada Mondes.co.id, Kamis, 7 September 2023.
“Di musim kemarau yang begitu esktrem semakin mempemudah merebaknya debu, ditambah daya tahan tubuh masyarakat menurun,” imbuh dr. Indri.
Ia menambahkan, pada Juni, jumlah penderita mulai naik hingga mencapai angka 488 kasus. Satu bulan berselang, naik menjadi 570 kasus. Sedangkan pada Agustus, pasien terhitung naik mencapai 667 kasus.
Dari empat ribuan pasien, didominasi usia 20 hingga 44 tahun. Sejauh ini tidak ada korban jiwa selama 2024.
Selain itu, pihak Puskesmas Kayen juga telah melakukan beberapa hal untuk mengantisipasi penyakit gangguan pernapasan, mulai dari pemberian sosialisasi, anjuran penggunaan masker, dan arahan pola penggunaan masker yang tepat.
“Kami memberikan informasi dan sosialisasi terkait dengan bahaya dampak penatalaksanaan gangguan pernapasan. Kemudian, menganjurkan seluruh pengunjung puskesmas dan petugas Puskesmas Kayen untuk menggunakan masker. Dan memberikan sosialisasi dan penerapan etika batuk di dalam dan di luar Gedung Puskesmas,” tutur dr. Indri.
Berbagai upaya edukasi telah dilakukan oleh petugas puskesmas. Hal tersebut demi melayani dan menyelamatkan warga dari ancaman penyakit yang sedang mengintai, utamanya gangguan pernapasan.
Berikut 5 Besar Penderita Gangguan Pernapasan Terbanyak di Kecamatan Kayen
ISPA: 736 jiwa
Pneumonia: 5 jiwa
Total: 741 jiwa
ISPA: 677 jiwa
Pneumonia: 19 jiwa
Total: 696 jiwa
ISPA: 459 jiwa
Pneumonia: 4 jiwa
Total: 463 jiwa
ISPA: 335 jiwa
Pneumonia: 6 jiwa
Total: 341 jiwa
ISPA: 279 jiwa
Pneumonia: 1 jiwa
Total: 280 jiwa
Ia juga menyampaikan bahwa permasalahan tiap desa berbeda-beda. Bila melihat beberapa minggu terakhir, kasus gangguan pernapasan akibat debu yang disebabkan polusi udara memang nyata terjadi di Desa Kayen, Slungkep, dan Sumbersari.
“Di Sumbersari, Slungkep, dan Kayen itu penyebab utamanya selain pola hidup masyarakatnya yang kurang sehat juga disebabkan karena polusi akibat galian C,” jelasnya.
Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini
Tidak ada komentar