PASANG IKLAN DISINI

ISPA Serang Ribuan Warga Kayen, Desa Sumbersari dan Slungkep Teratas

waktu baca 3 menit
Jumat, 8 Sep 2023 11:33 0 274 Singgih TN

PATI – Mondes.co.id | Pada puncak musim kemarau yang terik dan diperparah dengan adanya polusi udara, berbagai masalah penyakit gangguan pernapasan di Kabupaten Pati pun mengintai.

Seperti halnya gangguan pernapasan mulai dari Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA), Pneumonia, dan Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK).

Menurut catatan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Pati, data terbaru penderita gangguan pernapasan sebanyak 11.220 warga. Mayoritas penderita gangguan pernapasan dikarenakan debu.

Saat mencoba menelusuri salah satu kecamatan di Kabupaten Pati, Kecamatan Kayen jadi salah satu wilayah dengan kasus gangguan pernapasan yang tinggi.

Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Kayen merilis, terdapat sebanyak 4.645 warga setempat menderita penyakit gangguan pernapasan. Data ini terhitung sejak Januari sampai dengan Agustus 2023.

Kepala Puskesmas Kayen, dr. Indri Kurnia Sari menjelaskan, ISPA sebanyak 4.572 kasus. Sementara, untuk Pneumonia sebanyak 73 kasus dan PPOK sebanyak 20 kasus. Kondisi tersebut sempat terjadi lonjakan sejak Juni hingga Agustus 2023.

“Penyebabnya polusi udara, alergi, kurangnya menjaga etika batuk. Itu yang menjadi penyebabnya,” terangnya kepada Mondes.co.id, Kamis, 7 September 2023.

“Di musim kemarau yang begitu esktrem semakin mempemudah merebaknya debu, ditambah daya tahan tubuh masyarakat menurun,” imbuh dr. Indri.

Ia menambahkan, pada Juni, jumlah penderita mulai naik hingga mencapai angka 488 kasus. Satu bulan berselang, naik menjadi 570 kasus. Sedangkan pada Agustus, pasien terhitung naik mencapai 667 kasus.

Dari empat ribuan pasien, didominasi usia 20 hingga 44 tahun. Sejauh ini tidak ada korban jiwa selama 2024.

Baca Juga:  Tunggu Petunjuk Resmi, Pati Belum Terapkan Teknologi Wolbachia untuk Tangkal DBD

Selain itu, pihak Puskesmas Kayen juga telah melakukan beberapa hal untuk mengantisipasi penyakit gangguan pernapasan, mulai dari pemberian sosialisasi, anjuran penggunaan masker, dan arahan pola penggunaan masker yang tepat.

“Kami memberikan informasi dan sosialisasi terkait dengan bahaya dampak penatalaksanaan gangguan pernapasan. Kemudian, menganjurkan seluruh pengunjung puskesmas dan petugas Puskesmas Kayen untuk menggunakan masker. Dan memberikan sosialisasi dan penerapan etika batuk di dalam dan di luar Gedung Puskesmas,” tutur dr. Indri.

Berbagai upaya edukasi telah dilakukan oleh petugas puskesmas. Hal tersebut demi melayani dan menyelamatkan warga dari ancaman penyakit yang sedang mengintai, utamanya gangguan pernapasan.

Berikut 5 Besar Penderita Gangguan Pernapasan Terbanyak di Kecamatan Kayen

  1. Desa Talun

ISPA: 736 jiwa

Pneumonia: 5 jiwa

Total: 741 jiwa

  1. Desa Kayen

ISPA: 677 jiwa

Pneumonia: 19 jiwa

Total: 696 jiwa

  1. Desa Slungkep

ISPA: 459 jiwa

Pneumonia: 4 jiwa

Total: 463 jiwa

  1. Desa Sumbersari

ISPA: 335 jiwa

Pneumonia: 6 jiwa

Total: 341 jiwa

  1. Desa Pesagi

ISPA: 279 jiwa

Pneumonia: 1 jiwa

Total: 280 jiwa

Ia juga menyampaikan bahwa permasalahan tiap desa berbeda-beda. Bila melihat beberapa minggu terakhir, kasus gangguan pernapasan akibat debu yang disebabkan polusi udara memang nyata terjadi di Desa Kayen, Slungkep, dan Sumbersari.

“Di Sumbersari, Slungkep, dan Kayen itu penyebab utamanya selain pola hidup masyarakatnya yang kurang sehat juga disebabkan karena polusi akibat galian C,” jelasnya.

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LAINNYA

Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini