PASANG IKLAN DISINI

Hujan Tak Beri Dampak Signifikan bagi Warga Pati, Sumur di Beberapa Desa Masih Kering

waktu baca 2 menit
Selasa, 14 Nov 2023 15:18 0 246 Singgih TN

PATI – Mondes.co.id | Awal bulan November 2023 sejumlah wilayah di Indonesia diguyur hujan dengan curah hujan yang masih rendah. Hal ini menyebabkan beberapa wilayah, terutama Kabupaten Pati masih berada dalam kondisi kekeringan sebagai imbas kekurangan persediaan air bersih.

Keadaan demikian dikuatkan dengan adanya perpanjangan penetapan status tanggap darurat bencana kekeringan pada 17 Oktober hingga 25 November 2023 nanti. Penetapan perpanjangan status tanggap darurat bencana kekeringan disampaikan oleh Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pati, Martinus Budi Prasetya karena wilayah kekeringan di Kabupaten Pati tak kunjung membaik.

“Kita semua tahu bahwa status tanggap darurat bencana diperpanjang mulai 17 Oktober sampai 25 November 2023. Sampai awal November, belum ada desa yang kondisinya membaik, masih tetap 94 desa, jumlahnya sama seperti awal penetapan,” ungkapnya kepada Mondes.co.id, Selasa, 14 November 2023.

Menurut informasi yang ia terima, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), turunnya hujan dengan intensitas yang tinggi di Bumi Mina Tani, akan tiba pada akhir November mendatang. Untuk itu, sembari menangani perpanjangan status penetapan siaga bencana, BPBD Kabupaten Pati terus melakukan dropping air ke seluruh desa terdampak kekeringan. Pria yang akrab disapa Budi, menyebut setiap harinya ada 20 tangki ke desa-desa.

“Ramalah BMKG, hujan akan turun baru di pertengahan November, dan curah hujan semakin tinggi di akhir November, kita manut BMKG. Kini distribusi air masih berlanjut, akan kami tuntaskan hingga 25 November,” terangnya.

Ia menambahkan, di akhir musim kemarau ini malah ada penambahan desa kekeringan, di antaranya di Desa Dukuhseti Kecamatan Dukuhseti, Desa Kalikalong dan Dororejo Kecamatan Tayu, serta Desa Batangan.

Baca Juga:  Pasokan Kepokmas di Pati Cukup, Berikut Update Harga Terbaru

Terkhusus di Desa Dororejo, penyebab kekeringan ditengarai adanya penyedotan air besar-besaran guna keperluan budidaya ikan nila salin. Hal tersebut menyebabkan sumber air di kawasan tersebut habis.

“Belum ada desa yang menyatakan setelah hujan sumur sudah terisi, mata air sudah keluar airnya. Belum ada yang mengatakan seperti itu. Bahkan di Dororejo malah kekurangan air karena cadangan air di dalam tanah kering karena dipake buat inovasi budidaya ikan nila salin, warga menyayangkan hal itu,” pungkasnya.

Editor: Mila Candra

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LAINNYA

Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini