Harga Kedelai di Pati Turun, Stok Hasil Panen Melimpah Ruah

waktu baca 3 menit
Rabu, 24 Sep 2025 16:54 0 39 Singgih Tri

PATI – Mondes.co.id | Komoditas kedelai sedang memasuki masa panen di Kabupaten Pati.

DBHCHT TRENGGALEK

Ini menyebabkan produksi kedelai melimpah ruah.

Bahkan, stok kedelai di Kabupaten Pati ini mampu memasok kebutuhan berbagai daerah selain di dalam kota.

Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagperin) saling berkoordinasi dengan Dinas Ketahanan Pangan (Disketapang) Kabupaten Pati.

Lalu menemukan bahwa harga kedelai turun tepat di hari ini, Rabu (24/9/2025).

Menurut laporan yang disampaikan, harga kedelai lokal dan impor serentak mengalami penurunan.

Sebagaimana disampaikan Pengawas dan Monitoring Bidang Perdagangan Disdagperin Kabupaten Pati, Darmawan

“Ada info barusan, tadi kami konsultasi dengan Dinas Ketahanan Pangan bahwa ini harga kedelai malah turun karena kemarin di Kayen sentranya kedelai panen, jadi ada pasokan banyak bahkan sampai ditawarkan ke Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah, harganya turun kalau ambil dari Kabupaten Pati, monggo ditawarkan,” ungkapnya kepada Mondes.co.id, siang ini.

Menurutnya, kedelai lokal Kabupaten Pati sempat dilirik oleh sejumlah pembeli dari luar Kabupaten Pati, apalagi Kabupaten Pati dan Grobogan menjadi dua wilayah penghasil kedelai terbesar di Karesidenan Pati atau sekitar Gunung Muria.

Untuk di Kabupaten Pati, komoditas kedelai terbanyak berada di Kecamatan Kayen.

“Kedelai lokal dijual di dalam dan luar daerah, sentranya kan Pati dan Grobogan di sekitar Muria Raya. Namun kalau kedelai impor, lain lagi,” imbuhnya saat diwawancara.

Usai melakukan survei ke tingkat pedagang eceran, pihaknya menemukan harga kedelai lokal senilai Rp9.500 per kilogram.

BACA JUGA :  Lubang Jalan Lingkar Telan Korban Perempuan Muda

Padahal harga kedelai lokal sehari sebelumnya di angka Rp10.000 per kilogram.

Sementara, harga kedelai impor pun mengalami kondisi yang sama yakni penurunan, yang semula Rp12.000 per kilogram, saat ini menjadi Rp10.500 per kilogram.

Pada kedelai lokal turun harga Rp500 dan pada kedelai impor turun harga Rp1.500.

“Kami survei di tingkat pengecer harga kedelai impor turun di tingkat pengecer di pasar kemarin Rp12.000, hari ini harga jual Rp10.500. Kedelai impor ini masih jadi primadona untuk bahan utama membuat tempe, karena hasilnya lebih bagus,” urai Darmawan.

Harga kedelai impor masih diminati oleh pembuat tempe.

Pasalnya, bila produsen tempe menggunakan bahan baku kedelai impor akan menghasilkan tempe yang lebih bagus ketimbang kedelai lokal.

“Kalau tingkat pada kedelai perajin (lokal) lain lagi, kini Rp9.500, kalau sebelumnya Rp10.000. Justru kedelai impor ini masih kerap dipakai karena bagi perajin tempe kualitas kedelai impor lebih bagus untuk konsumsi, kalau pakai kedelai lokal hasilnya jelek,” sambungnya.

Sejauh ini kedelai dapat dibeli di pasar tradisional maupun swalayan.

Meski harga kedelai turun, harga tempe dan tahu yang notabene produk olahan dari bahan baku kedelai tetap di harga yang sama.

Tempe hingga hari ini masih di harga Rp15.000 per kilogram, sedangkan tahu sampai hari ini masih di harga Rp10.000 per kilogram.

“Kalau sejauh ini harga tempe masih stabil, masih harga rata-rata Rp15.000 per kilogram. Kalau tahu Rp10.000 per kilogram,” sebutnya.

Editor: Mila Candra

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LAINNYA

Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini