SEMARANG – Mondes.co.id | Kepala Bidang (Kabid) Pembinaan Sekolah Dasar (SD) Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Semarang, Aji Nur Setiawan menyampaikan bahwa guru harus memiliki keikhlasan dalam bekerja, utamanya mendidik siswa. Sehingga dalam pemberian ilmu bisa fokus tanpa gangguan hal lain.
“Guru harus ikhlas mendidik anak kita. Mohon biarkan ilmu kita berikan, jangan ada embel-embel yang lain untuk cari keuntungan seperti jualan buku, jualan LKS (Lembar Kerja Siswa),” imbaunya, Selasa, 15 April 2025.
Ia mewanti-wanti agar guru di Kota Semarang dapat menjadi pendidik yang bijaksana dan adil.
Artinya, guru tidak boleh menciptakan kesenjangan antar peserta didik dalam memberikan pembelajaran di sekolah.
“Dikhawatirkan, ketika ada jual beli LKS, ketika ada yang beli atau tidak beli dibedakan, ketika yang sudah beli atau belum beli dibedakan, karena itu tandanya bapak/ibu guru tidak ikhlas,” ucapnya.
Ia ingin niat baik guru terus tumbuh dan menjadi amalan bagi mereka yang mengemban profesi mulia ini.
Dengan demikian, guru memiliki ketulusan dalam mengabdi pada generasi penerus bangsa.
“Jangan kotori niat baik kita dengan hal demikian, karena itu jadi tidak baik. Itulah salah satu bentuk keikhlasan, perlu manajemen diri yang baik,” tuturnya.
Manajemen diri yang baik bagi seorang guru juga dikatakannya mempengaruhi kebutuhan hidup selayaknya manusia sebagai makhluk ekonomi.
Sehingga, dalam menjaga manajemen diri, guru mengutamakan prioritas ketimbang keinginan yang lain.
“Banyak teman-teman guru yang kerjanya tidak fokus ketika banyak hutang, maka bapak/ibu pandailah manajemen diri agar tidak terlihat hutang, hanya karena tidak bisa membedakan apa itu kebutuhan, apa itu keinginan,” ujarnya.
Ia menuturkan jika guru harus berhati-hati menjaga pengeluaran supaya tidak terjerat pinjaman online (pinjol) dengan bunga yang tinggi.
Pasalnya, pinjol dapat mengganggu produktivitas kerja guru.
“Profesi pengguna pinjol paling besar adalah guru, pinjol sekarang bunganya sangat tinggi, menjerat bisa menyusahkan kita. Paling tidak menjadi pelajaran bagi kita,” ucapnya.
Ia mengajak guru agar senantiasa melakukan perbaikan diri dengan mengurangi keinginan, agar guru-guru tidak banyak hutang.
“Kurangi keinginan bapak/ibu, karena menyebabkan banyak hutang adalah keinginan. Mari refleksi memperbaiki diri,” pesannya.
Editor: Mila Candra
Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini
Tidak ada komentar