PATI – Mondes.co.id | Para pedagang Kaki Lima (PKL) yang berada di alun-alun Kembang Joyo Pati rasanya sudah tak sanggup lagi melakukan aktivitas jualan, lantaran kondisinya sangat mengkhawatirkan, dalam arti kata sangat sepi dari pengunjung.
Namun, tempat yang ditawarkan oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) ini sebagai solusi untuk berjualan terhadap PKL, namun nyatanya sampai saat ini kondisinya sepi dan tidak pernah diperhatikan.
Padahal tujuan tempat tersebut dibangun tidak lain untuk meningkatkan perekonomian masyarakat, selain itu dijadikan sebagai ikon Kabupaten Pati.
Ketua Paguyuban PKL Alun-alun Kembang Joyo Hendro Supriyanto mengatakan, walaupun kondisinya sepi seperti itu, namun pemerintah tidak berpikir bagaimana untuk meningkatkan keramaian agar pengunjung mau berdatangan. Seperti halnya mengadakan event atau kegiatan lain yang bisa untuk menarik pelanggan.
“Kami merasa dirugikan karena pemerintah kurang perhatian. Padahal kami sudah mau dipindah ke alun-alun baru. Tapi tak ada perhatian dan sekarang menjadi sepi,” tuturnya baru-baru ini.
Lanjut Dia, untuk saat ini pemerintah malah lebih memperhatikan lokasi lain yaitu Stadion Joyokusumo. Terlihat fasilitas bermain untuk anak-anak juga dilengkapi.
“Adanya wahana permainan ini kan menjadi daya tarik. Kami ini selalu direlokasi berkali-kali. Tolong perhatikan kami,” paparnya.
Kalau pemerintah hanya diam saja tidak melakukan apa-apa untuk kepentingan PKL yang berjualan di alun-alun baru ini. Maka, pihaknya bakal berpindah lagi ke alun-alun Simpang Lima Pati. Sebab, di sana merupakan tempat strategis untuk berjualan.
“Alun-alun Simpang Lima kan ramai. Sejak dulu kami berjualan di sana. Kalau tak diperhatikan kami akan berjualan di sana lagi. Meski di sana zona larangan,” katanya.
Selain itu, pihaknya juga merencanakan aksi di Stadion Joyo Kusumo. Pihaknya berniat memboikot even tersebut.
“Pemerintah ini tak konsisten. Kami mau berjualan lagi di Simpang Lima dan memboikot Joyo Kusumo,” lanjutnya.
Sementara itu, ketika dikonfirmasi pihak Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) setempat, masih berupaya mencarikan solusi dari permasalahan ini. Intinya, bagaimana sama-sama berjalan dan juga ramai di kedua tempat itu.
“Kami sedang mencarikan solusinya. Intinya agar sama-sama ramai di Joyo maupun Kembang Joyo,” kata Kepala Disperindag Pati Hadi Santosa.
Ketika ditanya mengenai PKL yang masih bertahan, pihaknya tak mengetahui jumlah pastinya. Kata Hadi, tak menentu jumlahnya.
“Sebagian besar tak berjualan. Jadi para PKL ini kadang-kadang berjualan, terkadang tidak. Tak tentu jumlahnya (PKL yang bertahan),” tutupnya.
Editor: Mila Candra
Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini
Tidak ada komentar