KUDUS – Mondes.co.id | Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kudus berkomitmen untuk perkuat perlindungan penyandang disabilitas dalam situasi bencana.
Salah satunya melalui sosialisasi Layanan Inklusi Disabilitas (LIDI) dalam Penanggulangan Bencana yang digelar BPBD Kudus, Senin (28/7/2025) di Aula Muria BPBD Kudus.
Kegiatan yang diikuti sekitar 50 peserta ini, melibatkan penyampaian materi dari BPBD Provinsi Jawa Tengah, Unit LIDI Jawa Tengah, serta BPBD Kudus.
Uniknya, seluruh materi juga disertai penerjemah bahasa isyarat, agar bisa dipahami oleh seluruh peserta disabilitas.
Hal ini sekaligus menjadi upaya nyata agar layanan kebencanaan benar-benar inklusif.
Wahyudi Fajar, Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Provinsi Jawa Tengah, menyebut Kudus sebagai salah satu kabupaten percontohan layanan inklusi disabilitas.
“Dari 35 kabupaten/kota di Jateng, Kudus jadi role model, termasuk Magelang, Klaten, dan Boyolali. Kami sangat mengapresiasi,” ujarnya.
Menurut Wahyudi, upaya ini penting untuk menghindari pelanggaran hak-hak disabilitas, yang bahkan bisa berujung sanksi hukum, sesuai UU No. 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana.
Lebih lanjut, ia mendorong agar Pemkab Kudus segera membuat peraturan daerah maupun Perbup yang mengatur secara khusus layanan kebutuhan dasar bagi penyandang disabilitas saat bencana.
Hal itu termasuk pengadaan logistik khusus, seperti popok dewasa dan makanan sesuai kebutuhan difabel.
“Di provinsi sudah ada Perda No. 2 Tahun 2023 dan Pergub-nya. Harapannya bisa diselaraskan di tingkat kabupaten,” jelasnya.
Muhammad Alfiatur Rohman, Kasi Pencegahan BPBD Kudus, menjelaskan bahwa Kudus telah menganggarkan program bersama Unit LIDI untuk tiga tahun ke depan (2024–2026).
Unit ini menaungi relawan dari berbagai organisasi disabilitas yang aktif dalam pelatihan dapur umum, rumah healing, evakuasi, hingga pendataan korban.
“Difabel itu beda dengan masyarakat umum dalam pemberian bantuan, akses, dan evakuasi. Maka, kami gandeng Unit LIDI agar intervensinya tepat,” ujar Alfiatur.
Editor: Mila Candra
Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini
Tidak ada komentar