Bisnis Janur Bulan Syawal, Pria di Pati Raup Jutaan Rupiah Perhari

waktu baca 2 menit
Selasa, 8 Apr 2025 11:38 0 252 Singgih Tri

PATI – Mondes.co.id | Sepekan Hari Raya Idulfitri, berlangsunglah perayaan Lebaran Ketupat alias Bodo Kupat.

Hal ini dimanfaatkan oleh sebagian masyarakat untuk berjualan bahan baku pembuat ketupat, yakni janur, seperti halnya yang dilakukan Rofiq Asy’ari (28).

Ia memasok lembar demi lembar janur untuk dijual ke masyarakat yang sedang membutuhkan, guna bahan pembuatan ketupat maupun lepet di Lebaran Ketupat kali ini.

Harga mulai dari Rp25 ribu sampai dengan Rp35 ribu.

Pria berdomisili Desa Jepalo, Kecamatan Gunungwungkal, Kabupaten Pati tersebut menyebut jika penjualan per 50 lembar.

Dirinya menjual mengikuti harga yang berlaku di masyarakat.

“Saat H-3 Bodo Kupat per 50 lembar harganya Rp25.000, H-2 Bodo Kupat per 50 lembar naik jadi Rp35.000. Lalu H-1 kembali ke harga semula (Rp25.000) lantaran stok banyak dan kebutuhan sudah tercukupi,” ujarnya saat diwawancarai Mondes.co.id, Senin, 7 April 2025.

Berjualan secara online dan konvensional dijalani oleh Rofiq, bertolak dari Gunungwungkal, Tayu, hingga Margoyoso.

Bahkan penjualan terbanyak ia rasakan saat menjual janur di Kecamatan Margoyoso. Dalam sehari terjual 2.500 lembar janur.

“Area jualannya di Margoyoso, Tayu, Gunungwungkal. Terbanyak di daerah Margoyoso, kurang lebih 2.500 lembar dalam waktu sehari, Penjualan paling banyak H-3,” ungkapnya.

Pada tiga hari sebelum Lebaran Ketupat, ia merasakan penjualan paling laris. Berlanjut pada dua hari sebelum Lebaran Ketupat, ia mendapat pesanan ribuan janur.

“Kemudian H-2 laku 1.500 lembar karena harga naik, maka hanya laku segitu saja. Harga disesuaikan sepadan dengan pedagang lain. Untuk jualannya online dan langsung door to door, ada sebagian tetangga yang beli langsung juga,” terangnya.

BACA JUGA :  Ayo Mancing, Terobosan Baru TP PKK Pati

Menurutnya, masyarakat cukup selektif dalam memilih dan memilah janur.

Kebanyakan, masyarakat menilai janur yang berukuran panjang dan lebar, serta berdaun kuning sangat diminati.

“Sementara yang saya alami dan yang saya tahu, masyarakat minatnya janur panjang dan lebar, tentunya harga beda. Yang kuning mahal, apalagi kuning, pajang, lebar banyak diminati, tetapi jumlahnya tidak banyak,” kata Rofiq.

Diketahui, dirinya mulai memasok kebutuhan janur sejak H-3 Hari Raya Idulfitri, kemudian dijual hingga H+6 Idulfitri.

Pengadaan stok janur dari Kecamatan Juwana, yang ia beli per 100 lembar senilai Rp25 ribu.

“Stok ada yang belum dipotong ada yang sudah potongan. Karena saya beli grosir maka harga Rp25.000 per 100 lembar. Penjualan mulai H-3 Lebaran sampai H+6 lebaran,” tuturnya.

Dalam satu hari, dari penjualan janur paling banyak ia memperoleh Rp1.750.000.

Editor: Mila Candra

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LAINNYA

Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini