DBD Serang Desa Gondosari Kudus, Satu Keluarga Masuk RS Laporan Foging Direspon Lambat Pemdes

waktu baca 4 menit
Rabu, 6 Apr 2022 01:52 0 744 mondes


KUDUS – Mondes.co.id | Nasib kurang baik menimpa warga Desa Gondosari RT 3 / RW 2, Kecamatan Gebog, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah. Pasalnya, seluruh keluarganya harus dilarikan ke RS Mardirahayu karena terkena Demam Berdarah Dengue (DBD).

Noor Aziz (47) selaku kepala rumah tangga menjelaskan, demam berdarah (DB) ini awalnya menjangkiti istrinya Nafidotul Annisa (37)‎ dan anaknya berusia tiga bulan yakni Ginong Pratisehsesami pada 15 Maret 2022 lalu, setelah melakukan cek laboratorium.

“Awalnya baru ketahuan saat istri saya di cek laboratorium. Dan hasilnya ternyata positif DB, gejala yang dialami istri saya sama dengan anak saya yang paling kecil hingga 2 minggu di rawat di RS,” ujar Noor Aziz.

Hasil cek laboratorium menyatakan positif DB, bapak tiga anak ini berinisiatif menghubungi perangkat desa agar dapat segera melakukan foging agar penyakit yang disebabkan gigitan nyamuk ini tidak bertambah di sekitar desanya.

“Saat itu pada 17 maret 2022, saya berusaha kasih kabar ke desa dan sudah melaporkan ke pak bayan untuk segera melakukan foging. Setelah berjalan hampir 3 minggu tidak ada foging, saya kembali menanyakan ke perangkat desa yakni Sekretaris Desa dan dirinya malah menjawab bukan kewenangannya padahal Sekdes ini rumahnya tetanggaan sama saya,” ujar Noor Aziz melalui WhatsApp pada Rabu, (06/4/2022) pagi.

Respon Pemerintah Desa Gondosari yang tidak peka menanggapi keluhannya tersebut membuatnya kecewa. Mengingat lambatnya layanan foging di desanya. Karena tidak ada respons dari pihak desa untuk melakukan foging tersebut, korban bertambah lagi.

BACA JUGA :  Kisah Perjuangan Jarono Usir Kompeni, Cinta Mati NKRI Tanpa Pamrih

“Seminggu kemudian, anak saya ke dua Nuril Azkya (4) mengalami demam hingga masuk ke Instalasi Gawat Darutat (IGD). Sampai shock, sampai mengalami muntah darah. Dan masuk ICU RS selama empat hari sejak 24 maret 2022 hingga seminggu lebih diraawat di RS,” ucapnya.

Lebih lanjut, tak hanya anak kedua. Anak pertama Noor Aziz juga mengalami hal yang sama. Sholahudin Ahmad Adly (13) juga mengalami demam‎ dan harus dilarikan ke RS Mardi Rahayu Kudus. pada Senin, (4/4/2022) lalu.

“Bahkan sampai saat ini anak saya yang pertama masih dirawat di RS Mardi Rahayu,” ujarnya.

‎Dirinya menyayangkan lambannya pemerintah desa yang sudah menerima laporan warganya yang terkena DB. Pasalnya, nyamuk demam berdarah itu juga dikhawatirkan merebak di lingkungan wilayah sekitar banyak warga yang terkena gigitan nyamuk namun tidak berani melapor.

“Ini soal kemanusiaan, seharusnya bisa lebih peka ketika ada laporan. Dan banyak tetangga saya yang tekena demam berdarah saat ini,” keluhnya.

Dari informasi yang didapat, rencana untuk foging akan di lakukan pada hari Rabu (6/4) ini. Namun menurut Noor Aziz dinilai sudah terlambat. Adanya foging itu juga dilakukan setelah pihaknya melakukan protes keras terhadap pihak desa.

“Keluarga saya sudah kena DB semua, yang belum cuma saya. Kalau difoging baru mau dilaksanakan sekarang ya percuma, banyak warga juga sudah terkena,” jelasnya.

Sementara, Kepala Desa (Kades) Gondosari, Alia Himawati melalui Sekdesnya membantah lambannya penangan kasus DB di wilayahnya. Menurutnya, sejak kejadian itu sudah melaporkan ke Puskesmas untuk diteruskan ke Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Kudus.

“Sebetulnya pemerintah desa sudah merespon laporan warganya, namun kami tidak punya kewenangan untuk melakukan foging. Pelaksanaan dan kewenangan dari DKK. Dan kami sudah laporkan kejadian itu,” jelas Sekdes Yusuf saat di konfirmasi melalui telephon Whatsapp pada Rabu, (06/4/2022).

BACA JUGA :  Ganjar Pranowo Kembali Kirim Bantuan Logistik Gempa ke Jawa Timur

Ditambahkan, soal keterlambatan pelaksanaan foging ini bukan menjadi tanggung jawab Pemdes. Seharusnya laporan yang di sampaikan Pemdes ke Puskesmas segera di tindaklanjuti.

“Kami tidak bisa menyalahkan siapapun dalam hal ini, selaku pelayan masyarakat kami mohon maaf jika adanya penilaian terlambat. Namun kami sudah berusaha memberikan informasi ke dinas terkait melalui Puskesmas. Pemdes punya keterbatasan untuk melaksanakan foging tersebut. Karena kewenangan pelaksanaan foging ini dari DKK,” ujarnya.

Walau saat ini akan dilaksanakan foging. Yusuf berharap, kejadian semacam ini perlu menjadi perhatian Pemerintah Daerah (Pemda) dan Dinas terkait. Ia meminta foging dilakukan tidak hanya di Desa Gondosari saja melainkan seluruh desa di Kecamatan Gebog. Hal ini guna mengantisiapasi terjadinya serangan nyamuk demam berdarah.

“Kami sebagai pelayan di tingkat desa yang langsung merespon menyampaikan apa yang menjadi keluhan masyarakat. Kami tidak menginginkan ada kesalah pahaman soal regulasi. Karena pelaksanaan foging sendiri kewenangan dari dinas terkait. Kami mohon hal ini menjadikan perhatian untuk Pemerintah Daerah agar pelayanan masyarakat seperti ini segera di respon,” pintanya.

(As/Mondes)

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LAINNYA

Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini