Foto: Penjual kue tart asal Tegalwero, Pucakwangi, Alifia Dyah Nur Rahma (Mondes/Singgih) PATI – Mondes.co.id | Perayaan Hari Ibu yang jatuh pada 22 Desember setiap tahunnya, membawa berkah tersendiri bagi Alifia.
Mulanya, Alifia coba-coba untuk membuat kue tart sendiri ketika berulang tahun.
Seiring berjalannya waktu, ia mulai menelateni membuat sajian kue yang biasanya identik dengan perayaan ulang tahun itu untuk menjadi ide bisnis.
“Awalnya karena inisiatif membuat kue tart sendiri pas ultah (ulang tahun), lalu adik, saudara dan lain-lain. Selain itu, menurut saya kue tart ini merupakan permintaan konstan (harian) yang kurang lebih tiap hari ada yang order,” ucap wanita bernama lengkap Alifia Dyah Nur Rahma kepada Mondes.co.id, Senin, 22 Desember 2025.
Gadis asal Desa Tegalwero, Kecamatan Pucakwangi itu memang gemar berkreasi, sehingga membuat kue tart baginya sesuatu yang mudah dan menyenangkan.
Hal ini ditambah penjualan kue tart seiring berjalannya waktu meningkat karena banyak anak-anak sekolah yang meminati.
“Dulu pernah mikir emang ada ya orang ultah tiap hari? Dan ternyata ada lho, lalu fleksibilitas modal serta bisa berkreasi karena saya suka menggambar. Market pasarnya awalnya siswa sekolah, tapi sekarang dari semua kalangan,” lanjut perempuan berusia 24 tahun tersebut.
Ia mengaku, membuat kue tart membutuhkan waktu yang relatif, bergantung ukuran maupun model.
Bahan utama yang digunakan antara lain telur, tepung, Super Polymer (SP) atau pengemulsi, gula, dan lain sebagainya.
“Butuh berapa lama membuatnya? Tergantung ukuran, model, dan tingkat kesulitan ya kalau ini, variatif, model simpel itu biasanya 30 menit,” ujarnya antusias.
Ia merasa senang ketika bisa membuat sajian kue tart karena merasa puas melihat kebahagiaan pelanggan.
Apalagi, kue tart ini merupakan sebuah sajian yang sering dicari pada momen-momen kebahagiaan.
Dari situ, Alifia termotivasi untuk terus mengembangkan usaha kue tartnya.
“Dari enaknya berjualan kue tart karena identik dengan perayaan ultah seseorang, jadi ada kepuasan tersendiri ketika melihat ekspresi bahagia pelanggan, repeat order dan bahkan direkomendasikan ke teman-teman pelanggan. Kalau nggak enaknya, bahan baku yang tiba-tiba naik (harga) drastis dan kompetitor yang semakin banyak,” ucapnya.
Perayaan ultah, peringatan Hari Guru, hingga peringatan Hari Ibu seperti saat ini paling banyak pelanggan yang membeli kue buatannya.
Penjualannya secara online maupun offline dengan cara pre-order.
Alifia menjual bermacam-macam varian kue tart, seperti basecake bolu, brownis cake, cheesecake, bentocake, dan rainbow cake, dengan harga terjangkau.
“Start harga Rp25.000 untuk bentocake. Selama ini pembeli dari siswa sekolah, warga sekitar, paling jauh itu ada yang dari Kayen dan Pati Kota pesan by online, pembeli paling ramai waktu acara ulang tahun, Hari Guru, Hari Ibu,” sebutnya.
Setiap pekan, ia selalu kedatangan pembeli kue tart.
Pada peringatan Hari Ibu bisa tembus hingga puluhan loyang, sedangkan pada hari biasa jumlah pesanan tak menentu.
“Kalau kue tart ini per minggu biasanya empat hari yang ada pesanan kue tart. Kalau pas ramai banget itu momentum Hari Ibu bisa tembus 30 kue tart sehari, padahal biasanya kalau ramai per hari hanya 5 kue tart saja, bahkan ketika sepi per hari 1 kue tart atau kadang per minggu cuma 3 kue tart,” jelas Alifia.
Peringatan Hari Ibu memang jadi momentum spesial, sehingga produk kue tart karyanya laris-manis.
Varian brownis cake paling sering dicari pelanggan.
Ketika banjir orderan, ia memaparkan mampu mendapatkan omzet mencapai jutaan rupiah.
Kue tart buatannya sangat rekomended, meski menggunakan bahan premium, namun harganya tetap bisa dijangkau semua kalangan.
“Bahan yang kami gunakan takarannya selalu sama walaupun harga naik, pelayanan yang ramah, dan fast respons, serta selalu mengusahakan apa yang diinginkan pelanggan,” ungkap Alifia.
Editor: Mila Candra
Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini
Tidak ada komentar