Foto: Bupati Pati Sudewo mengunjungi Kopdes Festival (Mondes/Istimewa) PATI – Mondes.co.id | Kabupaten Pati menjadi yang pertama menyelenggarakan Koperasi Desa (Kopdes) Festival #1 Tahun 2025.
Kegiatan ini merupakan sebuah ajang yang digelar untuk memperkenalkan potensi desa-desa di Bumi Pesantenan kepada masyarakat luas, termasuk kepada Presiden Republik Indonesia (RI).
Kegiatan yang berlangsung di halaman Eks Bakorwil Jateng ini menampilkan sejumlah pameran dan pertunjukan.
Mulai dari pameran potensi desa, pasar kuliner rakyat, serta kreasi seni budaya.
Koordinator Kopdes Festival #1 2025, Gigih Sumarsono, menjelaskan bahwa festival ini menjadi momentum bagi Kabupaten Pati untuk menunjukkan keunggulan dan kekayaan sumber daya yang dimiliki.
“Kopdes Festival yang pertama ini kami gelar untuk menunjukkan kepada khalayak, terutama kepada Bapak Presiden, bahwa Pati ini berbeda. Kami punya potensi luar biasa, ada laut, gunung, wisata religi, dan garam. Semua itu merupakan kekuatan besar yang bisa dikembangkan untuk meningkatkan perekonomian desa,” terangnya.
Ia menambahkan, kegiatan ini juga menjadi wadah kolaborasi antara koperasi desa dengan berbagai pihak, termasuk dunia akademik.
Salah satu bentuk kolaborasi tersebut adalah peluncuran aplikasi “Ngoceh Go dan Barter Go” yang dikembangkan bersama Universitas Muria Kudus (UMK).
“Aplikasi ini membantu dalam pemetaan potensi desa. Setelah dipetakan, desa bisa lebih mudah bekerja sama. Misalnya, desa penghasil tertentu bisa memasok kebutuhan desa lain. Jadi, terjadi pertukaran dan kolaborasi antardesa,” kelas Gigih.
Di tempat yang sama, Bupati Pati Sudewo menyambut positif pelaksanaan Kopdes Fest #1.
Ia mengatakan, kegiatan ini merupakan langkah awal penguatan Koperasi Merah Putih sebagai model penggerak ekonomi desa.
“Ini adalah festival Koperasi Merah Putih pertama di Indonesia. Tujuannya untuk menyemangati seluruh koperasi desa agar terus eksis dan berkembang,” ungkap Sudewo.
Dikatakannya bahwa Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pati akan terus memberi dukungan melalui pelatihan, pendampingan, dan membuka ruang kolaborasi antara koperasi dengan Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), serta perusahaan lokal.
“Koperasi Merah Putih ini berbasis gotong royong, dijalankan oleh warga desa sendiri. Dengan berkembangnya koperasi, kesejahteraan masyarakat desa tentu akan meningkat, dari desa, untuk Indonesia,” pungkasnya.
Editor: Mila Candra
Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini
Tidak ada komentar