Musim Nikah, Penjual Aneka Seserahan dan Mahar di Pati Ini Laris

waktu baca 3 menit
Senin, 27 Okt 2025 12:35 0 66 Singgih Tri

PATI – Mondes.co.id | Penjual aneka jenis seserahan asal Desa Ngemplak Kidul, Kecamatan Margoyoso, Kabupaten Pati, Barirotus Sholikhah (40) merasakan untung pada masa-masa ini.

DBHCHT TRENGGALEK

Hal tersebut karena produk karya tangannya laris di tengah banyaknya pesta pernikahan.

Ia yang menjual seserahan, mahar, buket, bahkan henna, mendapat banyak orderan dari pasangan calon pengantin.

“Saya menjual buket, jasa henna wedding, jasa seserahan, mahar, jasa lukis kelapa gading. Untuk musim wedding biasanya yang naik pemakai jasa henna, dan juga jasa seserahan dan mahar,” ungkapnya kepada Mondes.co.id, baru-baru ini.

Riroh, sapaannya mengatakan bahwa penjualan mulai laris dirasakan pada produk seserahan yang seminggu terjual 2 paket sampai 5 paket.

Begitu pun mahar yang per pekan terjual 5 pcs sampai 10 pcs.

Kemudian, ketika musim hajat pernikahan, setiap sebulan bisa 10 sampai 30 customer.

Namun, pada produk buket, larisnya penjualan justru terjadi pada musim-musim wisuda, bahkan ketika musim wisuda ia mampu menjual ratusan buket.

“Kalau musim hajatan satu bulan bisa jasa henna wedding antara 10 sampai 30-an customer, per hari bisa customer. Kalau paket seserahan antara 2 sampai 5 paket, dan kalau untuk mahar sekitar 5 sampai 10-an,” sebutnya.

Harga yang ia patok untuk paket seserahan mulai dari Rp300 ribu sampai dengan Rp750 ribu.

Kemudian, harga yang ia patok untuk mahar mulai dari Rp350 ribu sampai dengan Rp600 ribu.

Sementara, untuk harga jasa henna wedding Rp300 ribu.

BACA JUGA :  BeSahabat, Wadah Perempuan Wirausaha Tanpa Meninggalkan Peran Keluarga 

Sedangkan, harga buket mulai dari yang termurah Rp10 ribu sampai dengan yang termahal Rp500 ribu.

“Untuk musim wedding biasanya yang naik pemakai jasa henna, dan juga jasa seserahan dan mahar. Untuk musim wisuda, baik wisuda sekolah dan wisuda TPQ (Taman Pendidikan Qur’an) yang naik omzetnya buket, karena saya naruh buketnya di supermarket terdekat, juga di rumah,” ungkapnya.

Ia menjualnya dengan cara menjalin hubungan kemitraan bersama toko-toko terdekat.

Pasalnya, usaha kerajinan tangannya ini sudah terkenal di mana-mana, jadi kepercayaan untuk bekerja sama dengan Riroh sudah terjamin.

“Untuk buket Alhamdulillah satu bulan kalau musim biasa, antar 10 sampai 50-an buket. Kalau musim wisuda sebulan antara 50 sampai 500-an buket,” ucap wanita yang menggeluti usaha craft ini sejak 2009.

Dari usaha tersebut, Riroh per bulan mampu meraih pendapatan sekitar Rp5 juta sampai Rp8 juta.

Riroh besyukur karena usaha yang ia jalani dengan keterbatasan ini bisa membuatnya mendapat pemasukan yang cukup sebagai ladang memperoleh rezeki.

“Usaha saya dari tahun 2009 sejak saya menikah resign dari tempat kerja yang lama. Tantangan kerja di dunia craft harus update model. Dan kelemahan saya ini penjualan cuma lewat toko, WA (WhatsApp), dan Facebook,” ujarnya.

Meski demikian, produknya banyak yang meminati, bahkan setiap ditaruh di toko dan minimarket, banyak yang ludes terjual.

Kini ia sedang belajar untuk berjualan secara online melalui marketplace.

“Sistem jualanya bekerja sama dengan toko swalayan terdekat, saya kurang bisa belajar memanfaatkan platfrom kayak TikTok, Shoppe, Instagram,” pungkas perempuan yang juga seorang guru ngaji itu.

Editor: Mila Candra

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LAINNYA

Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini