Panen Mangga Tiba, Para Pembeli Keliling Siap Tebas

waktu baca 2 menit
Jumat, 3 Okt 2025 14:46 0 67 Singgih Tri

PATI – Mondes.co.id | Mulai sejak Agustus sampai saat ini, musim mangga tiba.

DBHCHT TRENGGALEK

Macam-macam mangga berbuah dengan subur dan rimbun, seolah menggoda untuk dipetik.

Buahnya yang menggantung di pepohonan, seolah mengajak untuk diambil, kemudian disantap di tengah teriknya suhu.

Mangga matang maupun setengah matang bukan pilihan, asalkan berbuah dan tua, sudah bikin ngiler.

Kendati demikian, para pemilik pohon mangga kedatangan para penebas yang membeli dalam jumlah besar.

Jarwo, warga Desa Sitirejo, Kecamatan Tambakromo, Kabupaten Pati mengaku tiap tahun kedatangan pembeli untuk menebas mangga yang dimilikinya.

Terdapat dua pohon yang sudah besar dan subur untuk menghasilkan buah mangga.

Kedua pohon ini menjadi langganan bagi para penebas, baik dari Kabupaten Pati sendiri maupun Kudus hingga Jepara.

Per pohon ia banderol dengan Rp1,2 juta.

Sehingga, di dua pohon ini ia bisa mendapatkan uang Rp2,4 juta per panen.

Berbeda dengan tahun lalu, yang mana saat itu buah mangga banyak yang panen, sehingga nominal yang ia terima kala itu hanya setengah dari saat ini.

Kini ia mampu menjual buah mangga langsung dari pohonnya dengan nilai dua kali lipat dari tahun sebelumnya.

“Dua pohon Rp2.300.0000 atau Rp2.400.000, tahun ini segitu. Kalau tahun lalu dua pohon hanya Rp1.600.000 malah, karena waktu itu banyak yang panen,” ucapnya, Jumat (3/10/2025).

Dalam memesan pohon, para penebas juga merawat pohon tersebut dengan sepenuh hati.

Mereka memberikan suntikan obat di batang pohon, supaya menambah nutrisi pohon mangga secara berkala.

BACA JUGA :  Beginilah Jalannya Tradisi Larungan Kepala Kerbau di Jepara

Di samping itu, para penebas juga menyempatkan merawat tanaman agar terhindar dari organisme yang merusak bagian pohon secara berkala pula.

Pohon mangga yang diincar adalah Jenis Gadung.

Jika tanaman berbuah, maka penebas datang untuk memetik buah mangga dalam jumlah besar.

Dalam setahun, pengambilan tidak hanya sekali, karena menyesuaikan berbuah.

“Diobat, disuntik, disemprot setiap waktu. Kalau berbuah diambil,” ucapnya.

Editor: Mila Candra

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LAINNYA

Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini