PATI – Mondes.co.id | Ahmad Rizqy Fadlilah, seorang mahasiswa asal Kabupaten Pati yang saat ini menempuh kuliah jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi (PJKR) Universitas PGRI Semarang.
Ia merupakan seorang pemuda yang amat sangat produktif dalam memanfaatkan masa mudanya.
Rizqy aktif menjadi pelatih berbagai olahraga, seperti personal trainer gym, pelatih renang, dan pelatih lari (coach running).
Berada di jurusan kuliah yang sesuai, Rizqy sangat konsisten menjalankan profesinya sebagai trainer di berbagai cabang olahraga.
Untuk sekarang, ia banyak berfokus pada peran sebagai trainer di pusat kebugaran di Kota Semarang, di mana tempat merantaunya sekarang.
“Untuk kesibukan saya sekarang sedang menjalani masa skripsian dan di satu sisi juga mengambil freelance job sebagai personal trainer gym, coach running, coach renang, dan kitchen di resto cepat saji. Rutinitas saya tentunya dimulai dari jadwal latihan rutin mandiri selama 4 sampai 5 kali per minggu, lalu untuk asupannya sendiri menggunakan real food dengan memasak sendiri di kos untuk mempertahankan peran sebagai role model untuk calon klien alias member yang akan saya guidance dalam latihan gym nantinya,” ungkapnya kepada Mondes.co.id, Selasa (22/7/2025).
Perlu diketahui, ia menjalani profesi sebagai personal trainer gym sejak duduk di bangku semester 1.
Menurutnya, olahraga gym menjadi olahraga yang potensial karena banyak menawarkan fasilitas dan sarana yang menarik.
Terlebih, olahraga yang familiar dengan istilah fitness, bisa membuat fisik lebih terjaga.
“Gym sendiri sebetulnya salah satu olahraga kompleks yang bisa dijangkau oleh semua lapisan masyarakat karena banyak hal menarik, mulai dari bisa guidance terkait progress member di gym dari obesitas menuju proporsional). Belajar banyak mengenai asupan makanan seperti real food, suplemen, serta penggunaan obat-obatan dalam dunia gym, dan yang paling utama ikatan yang terjalin antara PT (Personal Trainer) dan member. Sehingga menciptakan banyak relasi dari satu tempat pusat kebugaran,” ujar lelaki yang pernah meraih gelar Mas Duta Batik Bakaran tersebut.
Menurutnya, langkah yang mesti dilakukan oleh personel trainer gym yaitu dimulai screening pada kondisi member atau klien untuk mengetahui rekam medis.
Kemudian, menentukan program bagi klien sesuai dengan kebutuhan tubuhnya. Lalu asupan nutrisi juga tak lepas dari pantauan.
“Hal ini dimulai dari screening terlebih dahulu terhadap calon klien atau member gym kita. Dimulai rekam medis, track record dalam olahraga secara spesifik, pola aktivitas harian (jadwal shift kerja dan lain sebagainya), dan pola asupan sehari-hari. Dan dilanjutkan ke penentuan program untuk calon klien sesuai urgensi kebutuhan dalam olahraga gym untuk ke depannya,” jelasnya.
Menurut Rizqy, tantangan seorang personal trainer yaitu berupaya menjadi role model dari klien.
Pasalnya, ia perlu menjaga intensitas latihan, asupan pola makan, dan keteraturan pola tidur.
Hal itu demi menunjukkan jika seorang pelatih harus menjadi teladan klien.
“Tantangan terbesarnya lebih ke soal bagaimana cara kita berusaha untuk menjaga pola tidur, asupan, latihan, untuk bisa mempertahankan role model dari seorang personal trainer gym kepada calon klien sebagai bukti nyata hasil dari konsistensi dalam dunia gym. Terdapat tuntutan fisik yang tinggi, cara berkomunikasi dan pemahaman psikologi klien, membutuhkan pengetahuan yang luas dan terus berkembang terkait anatomi tubuh, nutrisi dasar, dan teknik latihan yang benar,” paparnya.
Di Kota Semarang, ia tertarik menjalani pekerjaan tersebut, lantaran ditunjang sarana dan prasarana yang lengkap nan jauh lebih modern daripada di kota asalnya, Kabupaten Pati.
Dengan begitu, peluang untuk mendapat banyak klien menjadi lebih besar.
Kemudian, ia mengatakan bahwa akses yang ia peroleh ketika aktif menjadi traner di sini, karena berbagai ragam komunitas dan acara peningkatan kapasitas banyak digelar.
“Pengalaman saya sendiri Semarang lebih banyak terdapat gym dengan fasilitas lengkap dan modern dengan tingkat peluang mendapatkan berbagai macam klien, networking yang berskala lebih luas dibanding gym di daerah. Lalu bisa mendapatkan penghasilan lebih tinggi jika bekerja di gym premium, serta komunitas kebugaran, seminar, workshop, dan sertifikasi lebih mudah,” kata Rizqy.
Ia berasumsi kesadaran pada olahraga semakin meningkat, terutama Generasi Millenial dan Generasi Z.
Setiap hari ia tak pernah sepi job, hampir selalu ada klien yang datang untuk membutuhkan jasa personel trainer Rizqy, meski ia hanya berstatus freelance.
“Menurut saya untuk beberapa tahun terakhir banyak orang, terutama generasi muda mulai sadar pentingnya olahraga. Tapi di sisi lain, masih banyak masyarakat yang belum peduli olahraga, terutama di wilayah pedesaan atau kota kecil,” bebernya.
Selama ini, Rizqy berjuang membagi fokus antara bekerja dan tanggung jawab sebagai mahasiswa, yakni berkuliah. Maka dari itu, ia menyempatkan waktu luang untuk mengeluarkan skillnya dalam melatih berbagai cabang olahraga.
Di pagi hari, ia melatih di Training Center (TC) renang menyesuaikan jadwal latihan per pekan, lalu pada sore hingga malam ia bekerja sebagai freelance personal trainer gym.
Pada malam hari, ia berjibaku denga skripsian.
“Dalam sehari sendiri saya terbiasa melayani dua sampai maksimal tiga klien per harinya menyesuaikan dengan jam operasional gym. Sebagai seorang part time tantangannya pendapatan tidak stabil, bahkan kadang tidak mempunyai klien sama sekali,” ujarnya.
Rizqy bercerita bahwa olahraga membuatnya tampil lebih beda dan dengan kondisi badan yang bugar dari sebelumnya.
Sehingga. ia bisa menjalankan hidup dengan gaya hidup positif dengan menjadi personal trainer.
“Alasan saya sendiri dikarenakan dari trauma masa lalu di SMP (Sekolah Menengah Pertama) akibat bully-an dari teman karena obesitas. Hal tersebut memicu saya untuk merubah segala hal tentang pola hidup yang lebih better hingga menjadi sebuah passion dan lifestyle saya terkait olahraga, terutama di olahraga gym, renang, dan juga beladiri,” tuturnya.
Selain itu, pilihannya menjadi seorang personal trainer, karena dunia olahraga menjadi passionnya, di mana berkorelasi dengan studi yang diambil.
Di samping itu, Rizqy menginginkan pengalamannya bertambah di dunia pekerjaan sebagai bekal pasca lulus kuliah.
“Lebih ke passion saya yang sesuai jurusan olahraga, tapi di satu sisi saya merupakan seseorang yang suka akan hal baru dan mencoba banyak pengalaman baru terkait dunia pekerjaan untuk bekal setelah lulus dari dunia perkuliahan. Salah satu contohnya pernah menjadi seorang barista dan juga kitchen karena saya juga menyukai dunia olahraga beserta manajemen bisnis dalam dunia kerja,” pungkasnya.
Editor: Mila Candra
Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini
Tidak ada komentar