Sudah Pertengahan Tahun, Petambak Garam di Pati Belum Mulai Produksi

waktu baca 3 menit
Jumat, 11 Jul 2025 07:59 0 136 Singgih Tri

PATI – Mondes.co.id | Musim kemarau yang belum sepenuhnya tiba, mengakibatkan para petambak garam di Kabupaten Pati tak kunjung melakukan budi daya.

Bahkan, pada Mei yang seharusnya petambak mulai penataan lahan, sampai awal Juli pun belum sama sekali melakukan persiapan untuk olah lahan garam mereka.

Hal ini disampaikan Petugas Pengelola Ekosistem Laut dan Pesisir Bidang Pengolahan dan Pemasaran Produk Kelautan & Perikanan (P3KP) Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Pati, Triana Shinta Dewi.

Ia menyampaikan, hingga pertengahan 2025 belum ada hasil produksi garam di Bumi Mina Tani.

Pasalnya, para petambak belum memulai olah lahan, lantaran cuaca tak mendukung.

“Ini kan masih hujan, jadi produksi di semester 1 ini belum, biasanya Mei udah mulai penataan lahan, Juni produksi sampai September. Tahun kemarin saat kemarau kering, sampai awal November 2024 masih produksi,” ujarnya kepada Mondes.co.id, Jumat, 11 Juli 2025.

Perlu diketahui, umumnya petambak garam tradisional di Kabupaten Pati mampu memproduksi sejak Mei sampai dengan November.

Namun, kemarau basah seperti sekarang menghambat semuanya, karena budi daya tambak garam melalui serangkaian proses, mulai dari penataan lahan, pengeringan, dan seterusnya.

Ia menargetkan pada Agustus 2025 nanti, petambak garam sudah mulai melakukan produksi garam.

“Bergantung cuaca, tetapi saat ini sudah sempat penataan lahan, habis itu hujan lagi. Dari penataan lahan sampai 10 hari, baru bisa dipakai untuk garam, jadi ndak langsung menata langsung gelar, karena harus ditata, keringkan dulu lahannya, baru dikasih geo-membran. Juli pertengahan sudah mulai menata, dan mudah-mudahan Agustus mulai produksi,” ucap perempuan dengan sapaan Nana.

BACA JUGA :  Serka Eka Wafat, Kodim 0718/Pati Kembali Kehilangan Prajurit Terbaik

Sejauh ini, para petambak garam telah memahami bahwa musim kemarau tahun 2025 penuh tantangan.

Bahkan, pihaknya telah melakukan bimbingan teknis (bimtek) dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) untuk meyakinkan mereka jika situasi kemarau basah tidak bisa dihindari.

Oleh sebab itu, DKP Kabupaten Pati mengajak petambak mulai berinovasi.

Inovasi itu dengan menggunakan geo-membran, supaya hasil panen garam bisa produktif dengan kualitas bermutu.

“Kami keliling sudah memantau mereka penataan lahan, petambak sudah pintar, sudah bisa memperkirakan, kalau ini udah kering mereka sudah mulai. Kalau untuk sekarang produksinya masih seperti itu, maka untuk inovasinya menggunakan geo-membran,” ungkapnya.

Walaupun belum ada produksi, tapi pihaknya memastikan pasokan garam di Kabupaten Pati aman.

Ia menyebut stok cadangan garam masih ada 130 ribu ton.

“Alhamdulillah stok masih banyak. Stok cadangan garam terakhir 130 ribu ton. Dari petambak ya nahan-nahan juga, siapa tahu harga mundak (naik) karena tiap hari harga berubah,” urainya.

Upaya pembinaan ke petambak garam terus dilakukan.

Pihaknya mencoba mengajak petambak meningkatkan kualitas produksi dan mengatur pola budi daya yang tepat.

“Pembinaan lapangan agar tahu untuk merangsang mereka mau meningkatkan kualitas garam mereka. Tapi mereka juga butuh kebutuhan, kalau mereka suruh nunggu kadang gak bisa, mereka tetap menggaruk,” tuturnya.

Bila kualitas garam meningkat, maka produk garam dari petambak bisa bersaing di pasaran.

Maka, dikatakannya bahwa penting sekali penggunaan geo-membran bagi petambak garam di Kabupaten Pati ini.

“Kami mendorong agar garam lebih berkualitas, karena mereka akan tahu kalau gak mau bersaing dengan petambak yang punya produksi bagus, maka mereka kalah di pasar. Kayak dulu, geo-membran dulu susah sekali ditekankan ke mereka, tetapi setelah kemarau basah, mereka yang pakai geo-membran bisa produksi, yang lain gak bisa,” kata Nana.

BACA JUGA :  Belasan Pejabat Baru di Jepara Dilantik, Ada 2 Camat

“Mereka terangsang dan tanya ada bantuan geo-membram atau ndak? Karena mereka merasa tanpa itu bisa, tapi setelah kemarau basah mereka tahu rasanya, maka kita terus lakukan pembinaan,” sambungnya.

Dalam pemakaian geo-membran, terjadi peningkatan kualitas dan kuantitas garam yang dihasilkan, serta mempercepat proses kristalisasi.

Geo-membran juga membantu mencegah kontaminasi garam dengan partikel tanah, serta mempercepat proses pemanenan.

Editor: Mila Candra

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LAINNYA

Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini