PATI – Mondes.co.id | Lautan manusia memadati perhelatan Sedekah Bumi di Desa Jrahi, Kecamatan Gunungwungkal, Kabupaten Pati, Selasa (6/5/2025).
Tradisi yang sudah turun-temurun ini, dimulai sejak dini hari.
Setiap kepala keluarga (KK) sudah menyiapkan dua tlandik yang mirip berkatan ini berisikan nasi, ayam, ikan, hingga pisang.
Nantinya. tlandik itu dikumpulkan di masing-masing Rukun Tetangga (RT) untuk kemudian dikumpulkan di Gili Malang.
Sebagai informasi, Gili Malang adalah petilasan sesepuh desa.
Di lokasi itulah, start kirab budaya dimulai. Warga dari berbagai lintas agama dan kepercayaan berpakaian adat khas Lereng Pegunungan Muria turut mengelilingi kampung.
Lautan manusia nampak memadati area Gili Malang. Mereka kebanyakan dari desa lain untuk berburu gunungan serta tlandik.
Usai prosesi dan doa bersama selesai, mereka pun berebut tlandik.
Kepala Desa Jrahi, Miko Adi Setyawan mengatakan, rangkaian sedekah bumi tahun ini, sebenarnya sudah dimulai sejak Senin (5/5/2025) petang.
“Jadi per KK menyerahkan dua tlandik. Kemarin sudah ada. Hari ini puncak acara. Ini ritual khajatan,” ujarnya di lokasi.
Diharapkan, adanya sedekah bumi ini, semakin membuat hasil bumi seperti pertanian dan perkebunan semakin melimpah atas izin Tuhan YME.
“Kita berdoa sebagai ungkapan rasa syukur dan berdoa, agar Desa Jrahi aman dan tentram,” tuturnya.
Ia mengungkapkan, setiap tahun di bulan Apet atau bulan ke-11 dalam penanggalan Jawa, acara ini rutin digelar.
Sedekah Bumi ini juga menjadi momen untuk menyatukan warga yang beragam.
Selain arak-arakan dan karnaval, sejumlah pertunjukan juga digelar dalam sedekah bumi kali ini. Seperti pentas tayub, ketoprak, pentas dangdut, hingga campursari.
Dwi Atmaja warga Kabupaten Jepara, mengaku sengaja datang ke Desa Wisata Pancasila untuk berburu tlandik sedekah bumi.
Bahkan, ia mengatakan nyaris setiap tahun tidak pernah absen mengikuti gelaran sedekah bumi Desa Jrahi.
“Sengaja mencari berkah tlandik dan berburu gunungan. Selain dimakan bersama keluarga, nanti juga sebagian disisihkan untuk disebar di sawah, agar semakin subur dan berkah,” tuturnya.
Seperti diketahui, Jrahi dikenal luas sebagai Desa Wisata Pancasila.
Julukan tersebut bukan tanpa alasan, mengingat wilayahnya dihuni warga yang sangat beragam. Mulai dari yang beragama Islam, Kristen, Buddha, hingga penghayat kepercayaan.
Editor: Mila Candra
Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini
Tidak ada komentar