Suluk Mantingan, Hadirkan Wayang Santri ‘Ratu Ing Jungporo’

waktu baca 2 menit
Senin, 17 Mar 2025 20:25 0 302 Dian A.

JEPARA – Mondes.co.id | PC Lesbumi NU Jepara kembali menggelar Suluk Mantingan XI di Kampung Lembah Manah Azharul Hikmah, Rengging, Pecangaan, Jepara.

Kali ini mengambil tema “Membangkitkan Spirit Ratu Kalinyamat”.

Acara ini menjadi ajang diskusi budaya yang dikemas dengan pementasan seni dan spiritualitas.

Acara diawali dengan pagelaran Wayang Santri oleh Dalang Ki Sugiarto, dengan lakon “Ratu Ing Jungpara”, diiringi oleh Karawitan Among Jiwo dari SMKN 1 Kedung Jepara.

Kegiatan ini dibuka secara resmi oleh perwakilan PC NU Jepara, KH. Hisyam Zamroni, yang dalam sambutannya menegaskan kebesaran Jepara di masa lalu harus menjadi inspirasi bagi pembangunan daerah, salah satunya dengan wacana pengembangan Pelabuhan Internasional di Jepara.

“Jepara merupakan bandar pelabuhan besar yang cukup disegani,” kata Hisyam, Senin (17/3/2025).

Ketua Komisi C DPRD Jepara mengulas tentang Ratu Kalinyamat sebagai santri Walisongo yang lahir dari keluarga Keraton Demak.

Menurutnya, relasi kemanusiaan dan ketauhidan dalam kepemimpinan Ratu Kalinyamat harus menjadi contoh dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Akademisi Unisnu Murniati, menegaskan pentingnya menjadikan kebesaran Ratu Kalinyamat sebagai memori kolektif masyarakat Indonesia, khususnya Jepara.

“Generasi Z membutuhkan sosok teladan yang memiliki pemikiran visioner melampaui zamannya,” ujarnya.

Di lain sisi, Ali Burhan, mewakili PC Lesbumi NU Jepara, menyelaraskan jalannya diskusi dengan visi kebudayaan Lesbumi.

Ia menekankan bahwa pembangunan wacana independen dalam memaknai kearifan lokal serta penguatan budaya maritim Nusantara, menjadi bagian dari Saptawikrama Lesbumi yang mendasari kajian tentang Ratu Kalinyamat.

BACA JUGA :  Demi Kelancaran dan Keamanan Kebaktian Hari Kenaikan Isa Almasih, Sterilisasi Gereja Dilakukan

“Keselarasan narasi sejarah Majapahit, Demak, hingga Jepara harus terus disosialisasikan sebagai landasan pembangunan visi maritim Jepara hari ini,” tambahnya.

Dengan gelaran ini, Ketua PC Lesbumi NU Jepara, Ngateman, menyampaikan apresiasi kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dalam acara ini.

“Suluk Mantingan XI adalah bagian dari gerakan kebudayaan yang harus terus kita dukung bersama demi kelestarian budaya lokal,” katanya.

Berbeda dari edisi sebelumnya, Suluk Mantingan XI dimulai dengan pementasan Wayang Santri, dilanjutkan dengan Mauidhoh Hasanah dari Ki Sholeh, serta buka bersama.

Rangkaian acara berlanjut dengan salat Tarawih dan pembacaan tembang Aqoid Seket. Sebelum sesi diskusi utama mengenai Spirit Ratu Kalinyamat dimulai, Dalang Ki Sugiarto menyelesaikan lakon wayang yang telah dimulai sebelumnya.

Editor: Mila Candra 

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LAINNYA

Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini