Kalah Jumlah, Satpol PP Gagal Tertibkan PKL Alun-alun Pati

waktu baca 2 menit
Rabu, 5 Mar 2025 18:58 0 271 Harold

PATI – Mondes.co.id | Upaya Satpol PP Kabupaten Pati untuk menertibkan pedagang kaki lima (PKL) tiban yang berada di kawasan Alun-alun Simpang Lima Pati, mendapatkan perlawanan, Rabu (5/3/2025) sore.

Awalnya, sejumlah PKL yang hendak mengkal berhamburan menyelamatkan dagangan, ketika mobil patroli Satpol PP Pati tiba di depan Masjid Agung.

Namun, ketika petugas mencoba menertibkan PKL yang berada di depan Kantor Bupati Pati, sejumlah pedagang menolak dibubarkan.

Cekcok mulut dan adu argumen antara petugas dan PKL pun terjadi.

Petugas Satpol PP Pati yang kurang dari 10 orang nampak kuyu di hadapan puluhan pedagang yang menolak diterbitkan di kawasan Zona Merah Bumi Mina Tani.

Lantaran kalah jumlah, personel Satpol PP Pati akhirnya mundur dari lokasi tersebut, untuk menghindari keriuhan massa.

Petugas Satpol PP Pati, Totok Keswanto mengatakan, Alun-alun Pati merupakan salah satu kawasan zona merah sesuai Perda nomor 13 tahun 2014, sehingga harus steril dari PKL.

“Dari Satpol PP, kami melakukan penertiban saat bulan puasa ini. Seperti kemarin-kemarin. Karena ada Perda nomor 13 tahun 2014, Satpol PP sebagai penegak perda,” ujarnya.

Namun, lantaran jumlah personel yang terbatas dan para pedagang PKL yang masih banyak melawan, akhirnya pihaknya terpaksa memberikan toleransi.

Satpol PP Kabupaten Pati menegaskan, toleransi ini hanya berlaku untuk hari ini saja.

“Hari ini kami melakukan penindakan. Namun karena pedagang sudah tumpah ruah. Banyak sekali dan anggota kami terbatas,” ungkap dia.

“Tapi kita tegaskan tidak boleh jualan di sini. Ini kita laporkan ke pemimpin. Ini ada toleransi. Karena jumlah kami terbatas. Kita laporan ke pemimpin dan lakukan penindasan,” imbuhnya.

BACA JUGA :  Persipa Tanpa Youmbi dan Khotam, Tempur Lawan Sulut United

Salah satu PKL, Beni Arif Nurgroho mengaku selama ini ia dan PKL eks Alun-alun Simpang 5 patuh dengan aturan, yakni dengan tidak berjualan di Alun-alun.

Namun, lantaran beberapa hari terakhir banyak PKL yang berjualan di Alun-alun Pati, ia dan seratusan eks PKL Simpang 5 pun akhirnya ikut berjualan.

“Kami patuh taat Perda (selama ini). Berhubung ada PKL (lainnya) yang berdagang setiap malamnya, kami merasa iri. Kenapa Alun-alun dibuat jualan. Padahal Pemerintah menyediakan Alun-alun Kembang Joyo,” terangnya.

Beni berharap, agar kawasan sentra PKL yang berlokasi di Alun-alun Kembang Joyo, yang tak lain adalah tempat jualannya kembali dibangun secepatnya, agar PKL yang relokasi bisa berjualan di situ.

“Seluruhnya PKL eks Alun-alun ada 360. Yang jualan ini ada 100-an,” sebut dia.

Editor: Mila Candra

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LAINNYA

Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini