Partisipasi Nyoblos Rendah, KPU Pati Kuak Faktornya

waktu baca 2 menit
Senin, 16 Des 2024 11:40 0 612 Harold

PATI – Mondes.co.id | Tingkat partisipasi pemilih untuk menggunakan hak suara dalam Pilkada 2024 (Pilbup Pati dan Pilgub Jateng) di Kabupaten Pati, menurun jika dibandingkan dengan Pemilu 2024.

Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Pati, Nugraheni Yuliadhistiani mengatakan, sebanyak ribuan undangan nyoblos (C-Pemberitahuan) tidak terdistribusi, karena calon pemilih tak berada di tempat.

“Sebanyak 66.416 C tidak terdistribusi (undangan nyoblos) karena banyak yang merantau. Padahal Kita sudah berusaha untuk sosialisasi di lapangan,” ujarnya, Senin (16/12/2024).

Dia membeberkan, jumlah daftar pemilih tetap (DPT) di Pati sebesar 1.036.887 orang, dengan tingkat partisipasi 78,41 persen pada Pilkada 2024.

Tepatnya, dalam Pilkada 2024, masyarakat yang menggunakan hak pilihnya hanya sebesar 814.148 orang saja.

Padahal, pada Pemilu 2024 (Pilpres 2024), partisipan yang menggunakan hak pilihnya di Tempat Pemungutan Suara (TPS) tembus 85 persen.

Artinya ada penurunan warga yang menggunakan hak pilihnya pada Pilkada 2024 dibandingkan Pemilu 2024.

“Namun kalau dibandingkan antara Pilkada 2024 dengan Pilkada 2017, ada peningkatan partisipasi. Pada Pilkada 2017 itu tingkat partisipasi hanya 68,64 persen. Tapi dibandingkan Pemilu 2024 emang turun,” imbuhnya.

Ketua KPU Pati, Supriyanto menambahkan, selain merantau, ada seabrek faktor yang mempengaruhi tingkat partisipasi Pilkada 2024 di Pati turun.

“Misalnya Paslon tidak sesuai kriteria, tidak kenal Paslon, datang ke TPS karena tak ada iming-iming amplop, itu juga bisa menjadi salah satu faktor,” ungkapnya.

“Bahkan data tahun 2019 (DKPP) menyatakan money politik bisa menjadi barometer datang ke TPS itu 45 persen. Tahun 2024 untuk Pemilu disebutkan naik 60 persen,” imbuh Supriyanto.

BACA JUGA :  Wisata Buper Jati Cinde Kecamatan Kembang, Tawarkan Konsep Edukasi Lokal

Meski begitu, khusus untuk iming-iming money politik yang mempengaruhi pengguna suara untuk menggunakan hak pilihnya pada Pilkada 2024, dia tidak tahu apakah mempengaruhi atau tidak.

“Kalau Pilkada, jujur saya kurang tau tentang hal itu (money politik). Tingkat kepopuleran Paslon juga mempengaruhi. Pendidikan tinggi juga partisipasinya rendah, karena mempunyai pertimbangan khusus,” pungkasnya.

Editor: Mila Candra

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LAINNYA

Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini