dirgahayu ri 80

Nelayan Rembang Hilang Ditemukan Meninggal, Duka Menyelimuti Dusun Wates

waktu baca 2 menit
Sabtu, 7 Des 2024 20:09 0 397 Supriyanto

REMBANG – Mondes.co.id | Berita duka kembali menyelimuti Dusun Wates, Desa Tasikharjo, Kecamatan Kaliori, Kabupaten Rembang.

Setelah seharian dilakukan pencarian, Pomo Prianto (38), seorang nelayan yang dilaporkan hilang saat melaut di sekitar Pulau Marongan pada Sabtu (7/12/2024) pagi, akhirnya ditemukan dalam kondisi meninggal dunia.

Pencarian yang melibatkan masyarakat setempat dan Tim SAR gabungan ini berlangsung sejak pagi hari.

Namun, kondisi cuaca yang buruk berupa hujan deras dan angin kencang, sempat menghambat proses pencarian.

“Karena cuaca buruk, pencarian terpaksa dihentikan sementara pada siang hari,” ujar Heri Prasetyo, salah seorang tokoh pemuda Dusun Wates.

Pencarian dilanjutkan kembali pada sore harinya setelah cuaca membaik.

Setelah berjibaku selama beberapa jam, akhirnya jasad Pomo ditemukan sekitar 2 kilometer dari bibir pantai, tepatnya di arah selatan dari titik awal pencarian pada pukul 17.45 WIB.

“Korban diduga terbawa arus ke arah pantai,” terang Heri.

Koordinator Unit Siaga Kantor SAR Rembang, Ahmad Nurzain, membenarkan penemuan jasad Pomo.

“Setelah ditemukan, korban langsung dibawa ke rumah duka untuk disemayamkan dan kemudian dimakamkan pada malam harinya,” ungkap Nurzain.

Peristiwa nahas ini bermula pada Sabtu pagi saat Pomo berangkat melaut seorang diri sekitar pukul 07.30 WIB.

Nelayan lain yang melintas di sekitar Pulau Marongan menemukan perahu milik Pomo dalam keadaan terombang-ambing tanpa ada penghuninya.

Mesin perahu dalam keadaan mati. Diduga kuat, Pomo terjatuh dari perahunya dan tenggelam.

Mengetahui kejadian tersebut, nelayan yang menemukan perahu segera melaporkan ke pihak desa.

BACA JUGA :  Tradisi Ngalungi Sapi, Simbol Syukur dan Pelestarian Budaya Petani

Tim SAR gabungan bersama masyarakat setempat kemudian langsung melakukan pencarian.

Kehilangan Pomo tentu menjadi pukulan berat bagi keluarga.

Ia meninggalkan seorang istri dan dua orang anak yang masih kecil.

Anak pertamanya masih duduk di bangku kelas 4 SD, sementara yang kedua masih berusia 3 tahun.

Kejadian ini menjadi pengingat akan pentingnya keselamatan saat melaut.

Kondisi cuaca yang ekstrem dan arus laut yang kuat merupakan ancaman serius bagi para nelayan.

Oleh karena itu, perlu adanya peningkatan kesadaran dan kewaspadaan bagi para nelayan, serta dukungan dari pemerintah untuk menyediakan peralatan keselamatan yang memadai.

Editor: Mila Candra

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LAINNYA

Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini