TRENGGALEK – Mondes.co.id | Beberapa milenial Bumi Menaksopal mencoba peruntungan raup cuan dengan berjualan ‘kopi obrok’ (motor dengan gerobak samping dari kayu).
Dengan menggunakan sepeda motor, anak-anak muda kreatif tersebut merubah spot pinggiran sungai jadi lokasi nongkrong.
Kebetulan, sejumlah spot sawah di sudut-sudut Kota Kripik Tempe ini menampilkan pemandangan cukup menarik dan instragamable.
Apalagi ketika senja menjelang atau ketika menyongsong matahari tenggelam (sunset). Salah satunya di pinggiran sungai sepanjang jalur Desa Sukorame, Kecamatan Gandusari.
Di situ, ada pemuda kreatif membawa kendaraan bermotor yang dimodifikasi untuk bisa digunakan berjualan berbagai jenis minuman ringan.
Ternyata antusiasme konsumen cukup bagus, karena di lokasi itu cukup ramai pengunjung. Meski hanya sekedar duduk-duduk ngopi ataupun menikmati suasana alam.
Di seputar area itu, selain aliran air yang jernih, dapat terlihat hamparan sawah dan padi menghijau. Didukung oleh udaranya yang sangat sejuk, diiringi semilir angin menjelang datangnya petang.
Ditambah lagi muda-mudi yang berjajar, duduk di pinggiran aliran drainase dengan segelas kopi di depan mereka.
Belum lagi, keberadaan pengunjung yang semakin ramai ketika beberapa diantaranya bersenda gurau sambil mengabadikan momen dengan berswafoto serta ‘ngonten’ sinematografi sore.
Salah satu penjual ‘kopi obrok’, Adi Santoso (24) warga Desa Sukorame, kepada Mondes.co.id mengatakan jika awalnya dirinya hanya ingin mencoba peruntungan dengan membuka lapak tersebut.
“Awalnya coba-coba aja mas, karena saya liat lokasi ini cukup bagus sebagai spot foto. Apalagi saat senja dengan ditemani oleh secangkir kopi. Kan sekarang lagi musim di kota-kota lain,” sebut Adi, Sabtu 20 Januari 2024.
Didukung, sambung dia, suasana alaminya termasuk representatif. Lokasi pun terbilang juga mudah untuk diakses, di pinggir jalan alternatif penghubung antar dua kecamatan yakni Pogalan dan Gandusari.
“Tidak pernah terbayangkan kalau bisa seramai ini. Dahulu awalnya ya sepi gitu, beberapa hari hanya 1 atau 2 pelanggan. Tapi Alhamdulillah, ternyata lama kelamaan dikenal orang sehingga bisa ramai terutama setelah Ashar,” imbuhnya.
Menurut dia, setelah berjalan sekitar dua bulan, sudah menunjukan perkembangan yang signifikan. Hingga kini, bila dihitung-hitung, setiap hari mampu menjual hingga 80 sampai 120 cup (gelas kertas). Baik dari jenis kopi ataupun minuman ringan lain.
“Alhamdulillah, setelah dua bulan bisa terlihat hasilnya mas. Terkadang mampu terjual 120 cup. Bahkan, sekarang harus mengajak teman untuk membantu jualan,” pungkas anak muda kreatif ini.
Editor: Mila Candra
Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini
Tidak ada komentar