5.000 Tumbuhan Keras Ditanam di KPH Tambakromo

waktu baca 2 menit
Kamis, 15 Des 2022 10:02 0 1051 mondes

PATI – Mondes.co.id | Sebanyak 5.000 batang pohon tanaman keras dan buah serta rumput vertifer ditanam di wilayah KPH Tambakromo dan area perkebunan warga Dukuh Gower, Desa Karangawen, Kecamatan Tambakromo, Kabupaten Pati, Kamis 15 Desember 2022.

Nampak dalam penghijauan itu, Penjabat (Pj) Bupati Pati Henggar Budi Anggoro, Dandim 0718/Pati, Kapolsek Tambakromo, BPBD, OPD terkait, Camat Tambakromo, Gabus, Kayen dan Winong, TNI, Polri, Pemdes Karangawen, tokoh masyarakat, ormas serta Pramuka Kwaran Tambakromo.

Pj Bupati Pati Henggar Budi Anggoro mengatakan, terima kasihnya kepada semua pihak yang terlibat dalam kegiatan penghijauan ini.

Melalui kegiatan ini pihaknya menilai bahwa tanaman jagung dapat berdampingan dengan tanaman keras.

“Semoga di tempat lain pun dapat dilakukan hal semacam ini. Karena memang banyak orang menyebut bahwa tanaman jagung dapat menyebabkan banjir. Namun pada kesempatan kali ini menjadi bukti bahwa tanaman jagung bisa berdampingan dengan tanaman keras,” jelasnya.

Menurut Henggar, penghijauan bisa dilakukan juga dengan menanam tanaman keras seperti buah-buahan.

Sebab, dengan tanaman keras buah-buahan, dapat dimanfaatkan oleh warga yang merawatnya.

“Jangan sampai nanti usai penanaman 5.000 bibit ini, selesai acara bubar, terus tidak ada tindak lanjut untuk dirawat, ya otomatis tanaman akan rapuh. Jangan sampai seperti itu. Karena harapan kita tentu lebih banyak ditanam tanaman keras sehingga mampu menjadi daerah tangkapan air hujan,” pungkasnya.

Ia menegaskan dalam kegiatan penghijauan tersebut, memang difokuskan untuk menanam tanan keras atau buah.

Henggar pun sempat mengapresiasi peran pemerintah desa setempat yang juga telah membuat saluran irigasi yang diberi nama ‘Jati Kamulyan’.

BACA JUGA :  Menyoal Beasiswa, Pihak Kemenag Pati Hanya Berikan Rekomendasi ke Pusat   

Untuk diketahui bahwa kegiatan ini merupakan pemikiran dan inisiasi bahwa tugas BPBD Pati adalah memberikan mitigasi non struktural melalui penghijauan.

Adapun penghijauan dilakukan untuk wilayah-wilayah yang seharusnya menjadi tangkapan air hujan.

Tapi karena berubahnya fungsi hutan yang ditumbuhi tanaman semusim. Hal ini tentu mengakibatkan banjir bandang di wilayah bawah.

Oleh karena itu melalui kegiatan ini, pihaknya menyebut sebagai edukasi kepada masyarakat tentang penghijauan kembali hutan yang gundul. Khususnya hutan-hutan di wilayah Pegunungan Kendeng. (Ist/As/Dr)

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LAINNYA

Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini