Waspada, Sebelas Kecamatan di Jepara Masuk Daerah Rawan Banjir

waktu baca 3 menit
Senin, 9 Des 2024 15:15 0 246 Dian A.

JEPARA – Mondes.co.id | 11 dari 16 kecamatan yang ada di Kabupaten Jepara masuk zona rawan banjir.

Meliputi Kecamatan Welahan, Mayong, Nalumsari, Kalinyamatan, Kedung, Pecangaan, Tahunan, Jepara, Bangsri, Mlonggo, dan Donorojo.

Potensi banjir itu menjadi salah satu perhatian di musim penghujan tahun ini.

Kewaspadaan akan bencana pun diawali dengan apel kesiapsiagaan bencana yang digelar di lapangan Endra Dharmalaksana Polres Jepara, Senin (9/12/2024).

Apel dipimpin oleh Penjabat (Pj) Bupati Jepara Edy Supriyanta didampingi Kapolres Jepara AKBP Wahyu Nugroho Setyawan dan Dandim 0719/Jepara Letkol Arm. Khoirul Cahyadi.

Pj Bupati Edy mengingatkan pentingnya antisipasi terhadap potensi bencana alam, terutama dengan tingginya intensitas hujan yang diprediksi hingga Maret 2025.

Ia juga menekankan pentingnya kewaspadaan terhadap berbagai ancaman, seperti angin kencang, longsor, petir, dan wabah demam berdarah.

“Saya minta semua jajaran di wilayah dibantu oleh danramil, kapolsek, dan masyarakat relawan, antisipasi. Ada sebelas kecamatan yang tentunya menjadi perhatian akan potensi banjir, termasuk wilayah dengan potensi angin kencang, longsor, hingga petir,” ujarnya.

Kapolres Jepara AKBP Wahyu Nugroho Setyawan menjelaskan, pihak kepolisian telah menyiagakan sebagian besar kekuatannya untuk mengantisipasi bencana. Jumlahnya dua per tiga kekuatan, atau sekitar 400 orang.

Namun, ia juga menekankan, pengelolaan respons bencana akan disesuaikan dengan skala dan lokasi kejadian.

“Apabila itu mungkin cukup ditangani oleh wilayah kecamatan, Forkopimcam dan jajaran, mungkin cukup. Apabila sifatnya lebih besar, tentunya kita menerjunkan personel dari tingkat kabupaten,” tuturnya.

BACA JUGA :  Tol Demak-Tuban Dipertanyakan, Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional Ungkap Alasan

Dandim 0719/Jepara Letkol Arm. Khoirul Cahyadi menambahkan bahwa Kodim telah mengambil langkah preventif dengan membentuk grup komunikasi internal untuk memantau perkembangan situasi bencana.

Ia juga mengingatkan pentingnya koordinasi antara kecamatan, Polsek, dan Koramil untuk respons cepat.

“Kami sudah membuat grup WA internal yang fokus ke bencana alam. Penanggulangan bencana alam dimulai dari tahap mitigasi dan sebagainya. Ini sudah kami lakukan,” ujarnya.

Kepala Pelaksana BPBD Jepara Arwin Noor Isdiyanto menjelaskan, penanggulangan bencana kini dibagi dalam enam klaster kerja berdasarkan SK Kepala BNPB Nomor 308 Tahun 2024.

Ada klaster pencarian dan pertolongan, klaster pengungsian dan perlindungan, klaster logistik, klaster kesehatan, klaster pendidikan, dan klaster pemulihan.

Menurut BMKG, lanjut Arwin, puncak hujan di Kabupaten Jepara diprediksi terjadi pada Februari 2025.

Karenanya, pemerintah meminta masyarakat tetap waspada, terutama di zona rawan banjir, longsor, dan angin kencang.

“Desember ini sifat curah hujannya tinggi, Januari 2025 nanti sangat tinggi, Februari 2025 tinggi sekali. Maret 2025 mulai menurun, dan selesai April,” imbuhnya.

Selain itu, potensi tanah longsor tercatat di Kecamatan Keling, Kembang, Batealit, dan Mayong.

Sementara angin kencang atau puting beliung berpotensi melanda daerah terbuka, meliputi Kecamatan Tahunan, Mlonggo, Bangsri, Pecangaan, Kalinyamatan, dan Kedung.

Di wilayah pesisir, abrasi pantai dan banjir rob menjadi ancaman tambahan. Fenomena petir juga diperkirakan terjadi di seluruh wilayah Jepara.

Editor: Mila Candra

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LAINNYA

Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini