Tuntut Penutupan Pabrik Ikan, Ratusan Warga Banyudono Geruduk Kantor Bupati dan DPRD

waktu baca 3 menit
Kamis, 27 Nov 2025 16:37 0 33 Supriyanto

REMBANG – Mondes.co.id | Ratusan warga Desa Banyudono, Kecamatan Kaliori, menggelar aksi unjuk rasa besar-besaran di depan Kantor Bupati dan Gedung DPRD Rembang pada Kamis (27/11/2025).

DBHCHT TRENGGALEK

Aksi ini merupakan puncak kekecewaan warga yang telah bertahun-tahun terdampak serius oleh dugaan pencemaran lingkungan.

Yakni berupa polusi udara berbau menyengat dan pencemaran air laut menghitam yang disinyalir berasal dari limbah buangan pabrik pengolahan ikan, PT Indoseafood.

​Dengan membawa spanduk bertuliskan nada keras, seperti “ANAK CUCU BUKAN TUMBAL INVESTASI” dan mengecam slogan daerah dengan tulisan “REMBANG BANGKIT BANGKAI” massa menuntut tindakan tegas dari pemerintah.

Tuntutan utama mereka adalah penutupan sementara pabrik, hingga Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) memenuhi standar baku mutu lingkungan.

​Hermin Haryanti, seorang warga Desa Banyudono, mengungkapkan bahwa masalah pencemaran ini sudah terjadi bertahun-tahun.

Namun, warga baru mengambil tindakan tegas berupa unjuk rasa, karena upaya mediasi dengan pihak pabrik tidak pernah membuahkan solusi nyata.

​“Kita sudah temui pihak pabrik, namun lama kelamaan kita ikuti juga nggak ada solusi nyata. Makanya kita gelar aksi demo, karena sudah di puncak kejengkelan,” ujar Hermin.

​Koordinator aksi, Afif Awaludin, menekankan bahwa warga tidak menginginkan pabrik ditutup secara permanen, mengingat ada ratusan pekerja yang menggantungkan hidup di sana.

Namun, ia mendesak agar pabrik ditutup sementara.

“Kita desak tutup sementara, sampai mereka nggak mencemari lingkungan lagi,” tegas Afif, sambil menunjukkan poster “ANAK CUCU BUKAN TUMBAL INVESTASI”.

​Lebih lanjut, Afif menyampaikan kekhawatiran warga terkait dampak kesehatan jangka panjang, termasuk dugaan adanya warga Banyudono yang meninggal dunia setelah terpapar polusi dalam waktu lama.

BACA JUGA :  Hadapi Musim Kemarau, PDAM Pati Pastikan Pelanggan Tidak Kekurangan Pasokan Air

“Kami sebagai warga lokal seperti terjajah oleh investor yang merupakan warga pendatang,” imbuhnya, menyoroti perasaan rentan di hadapan kepentingan industri.

​Dalam aksi yang penuh tensi tersebut, Bupati Rembang, Harno, turun langsung menemui ratusan massa pendemo.

Bupati menyampaikan bahwa Pemerintah Kabupaten (Pemkab) telah mengambil langkah resmi.

​“Sudah kita kirimkan dan kami pastikan surat sudah sampai di KLHK,” terang Bupati Harno.

Pernyataan tersebut merujuk pada surat yang dikirimkan kepada Kementerian Lingkungan Hidup Dan Kehutanan (KLHK) untuk menindaklanjuti keluhan masyarakat Banyudono.

​Mengenai desakan penutupan sementara pabrik, Bupati menyatakan belum dapat mengambil kesimpulan segera.

Ia menyarankan kepada warga yang berencana menutup akses jalan desa, agar tindakan tersebut tidak melanggar hukum.

“Jangan sampai ada celah salah, gitu ya. Masalah ini juga akan kami rembug bersama Forkopimda (Forum Komunikasi Pimpinan Daerah),” kata Bupati.

​Sebagai bentuk komitmen, Bupati Harno membubuhkan tanda tangan yang menyepakati tuntutan warga Desa Banyudono.

​Setelah berdialog dengan Bupati, massa melanjutkan aksinya menuju lokasi pabrik, PT Indoseafood.

​Menanggapi masalah ini, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Rembang, Ika Himawan Afandi, membenarkan bahwa pihak pabrik telah menyatakan kesiapan untuk melakukan perbaikan dan langkah-langkah korektif agar limbah yang dibuang tidak lagi berdampak negatif.

​“Sudah ada progress ke sana (perbaikan), tinggal kita tunggu saja perkembangannya,” ungkap Ika.

Ia juga menambahkan bahwa pabrik tersebut bukan kali pertama menjadi sorotan, melainkan telah terus dipantau oleh KLHK sejak menerima sanksi pada tahun 2018 atau 2019 lalu.

Ini menunjukkan adanya masalah berulang dalam pengelolaan limbah.

​Saat ini, warga Banyudono menanti realisasi janji perbaikan dari pihak pabrik, serta tindak lanjut yang konkret dan tegas dari Pemkab Rembang dan KLHK.

BACA JUGA :  Seleksi CASN 2024, Pati akan Buka Jatah Tenaga Teknis dan Ribuan Formasi Guru

Upaya ini dilakukan agar lingkungan tempat tinggal mereka terbebas dari ancaman polusi yang telah bertahun-tahun.

Editor: Mila Candra

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LAINNYA

Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini