PATI – Mondes.co.id | Sosialisasi Bahaya Pernikahan Dini dan Stunting digelar di Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 1 Jaken.
Pihak Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Jaken menggelar kegiatan itu hari ini, Rabu, 21 Agustus 2024.
Penyelenggaraan acara tersebut dengan mengisi waktu di sela-sela kegiatan akademik peserta didik di SMPN 1 Jaken.
Adapun tujuannya agar siswa/siswi memahami bahaya fisik dan psikis pernikahan dini atau pernikahan di bawah umur.
Kegiatan yang berlangsung di Aula SMP tersebut mengajak 145 siswa/siswi memahami ilmu yang sangat bermanfaat dari pembicara Penyuluh Agama Islam Kecamatan Jaken.
Pihak penyelenggara juga berkolaborasi dengan Penyuluh Agama Kecamatan Gembong dalam menyukseskan acara tersebut.
Narasumber sosialisasi itu menyampaikan bahwa penyuluhan tentang bahaya pernikahan dini dan stunting berangkat dari rasa prihatin terhadap tingginya angka perceraian akibat pernikahan dini yang dilakukan usia remaja.
Apalagi menurut catatan KUA, pendaftaran pernikahan dini bukan hanya dari kalangan remaja usia Sekolah Menengah Atas (SMA) saja, parahnya ada pula dari kalangan remaja se-usia SMP.
“Masalah-masalah pernikahan dini ini nyata ada di sekitar kita. Di Kabupaten Pati setiap tahunnya paling tidak ada 300 sampai 400 anak di bawah umur mengajukan dispensasi nikah,” ungkap Sutrisno, pemateri acara.
Menurut penuturan pria yang akrab disapa Trisno, persyaratan menikah di KUA minimal 19 tahun bagi pria maupun wanita.
“Syarat menikah di KUA saat ini minimal 19 tahun baik untuk pria dan wanita. Di bawah itu, secara fisik dan mental belum dianggap siap. Hal ini yang memicu perceraian pengantin anak,” imbuhnya.
Di kesempatan yang sama, Kepala SMPN 1 Jaken, Slamet Suladi menyampaikan apresiasi kegiatan yang digagas oleh Penyuluh Agama KUA. Ia menilai, sosialisasi pernikahan dini amat penting seiring trend pacaran di usia sekolah, terutama marak terjadi di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP).
“Kami menyoroti masih SMP sudah banyak yang pacaran. Semoga materi yang disampaikan penyuluh mampu diresapi oleh anak-anak dan diamalkan,” harapnya.
Editor: Mila Candra
Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini
Tidak ada komentar