JEPARA – Mondes.co.id | Sepak bola api merupakan salah satu olahraga tradisional yang ada di Indonesia.
Hal ini sebagaimana dilestarikan masyarakat di Desa Kawak, Kecamatan Pakis Aji.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan peserta sebelum memainkan sepak bola api.
Sebelum dimulai, para pemain melakukan ritual di Punden Buyutan untuk berdoa. Ini guna keselamatan diri sebelum melakukan pertandingan bola api.
Setelahnya, membawa kelapa utuh dan air suci dari Mbelik Sucen Makam Punden Buyutan desa menuju tempat pertandingan.
Pertandingan sepak bola api ini digelar Selasa (6/5/2025) di halaman MTs Tashilul Muhtadiin Desa Kawak, untuk kick off sepak bola api dimulai malam hari.
Pertandingan ini dilakukan oleh 2 tim, masing-masing tim berjumlah 5 orang yang dibedakan dengan ikat kepala.
Tim abang menggunakan ikat kepala warna merah, sedangkan tim ijo menggunakan ikat kepala berwarna hijau. Para pemain hanya mengenakan celana hitam tanpa mengenakan kaos.
Sebelum melakukan pertandingan sepak bola api ini, tetua adat desa mengoleskan air suci dari Mbelik Sucen yang terbuat dari campuran air sucen, minyak kelapa, dan sabun kepada setiap pemain yang akan bertanding, hal ini diyakini dapat meredam panasnya bola.
Petinggi Desa Kawak Eko Heri Purwanto mengatakan, acara ini termasuk rangkaian acara sedekah bumi.
“Permainan sepak bola api ini sebagai simbol memerangi hawa nafsu dan amarah untuk mencapai kesuksesan dan kemakmuran, ” Kata Eko Heri, Rabu (7/5/2025)
Para pemain sepak bola api merupakan warga Desa Kawak, utamanya anggota Karang Taruna Tunas Berlian di Desa Kawak.
Eko Heri berharap, tradisi semacam ini ke depannya tetap diuri-uri dan mendapat support dari pemerintah daerah, Provinsi, maupun pemerintah pusat.
“Kami ingin budaya-budaya lokal seperti ini menjadi warisan anak cucu kita, jangan sampai terabaikan, kita selalu evaluasi dan akan terus berinovasi supaya kebudayaan ini tetap terjaga,” ucap Eko Heri
Pertandingan sepak bola api digelar dalam 2 babak, dengan setiap babak dilangsungkan selama 15 menit. skor berakhir 5- 3 dan dimenangkan tim merah.
Salah satu pemain, Candra (17) warga RT 18 RW 03, Desa Kawak mengaku senang mengikuti acara tradisi sepak bola api ini, karena masih bisa membantu desa dalam melestarikan budaya dan ikut melejitkan nama Desa Kawak.
“Memang sedikit panas, tapi panasnya gak kerasa dikarena sudah diolesi air suci,” katanya.
Banyak Masyarakat dari desa lain juga sangat antusias meramaikan acara sepak bola api, kurang lebih 1.000 warga dari berbagai tempat ikut berdatangan untuk menonton acara tersebut.
Editor: Mila Candra
Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini
Tidak ada komentar