Tradisi Jondang Dilestarikan Warga Desa Kawak

waktu baca 3 menit
Kamis, 8 Mei 2025 16:23 0 186 Dian A.

JEPARA – Mondes.co.id | Ribuan warga Desa Kawak, Kecamatan Pakis Aji menggelar Festival Jondang, Kamis (8/5/2025).

Pada tradisi ini, masyarakat dari masing-masing RT di Desa Kawak Kecamatan Pakisaji Jepara mulai berdatangan dengan membawa jondang dan gunungan hasil bumi ke halaman Balai Desa Kawak.

Ada 21 RT yang mengikuti Festival Jondang. Masing-masing RT membawa jondang dan gunungan hasil bumi kemudian diarak mengelilingi desa, disertai berbagai macam musik seperti tongteng, gendang yang dipikul, bahkan ada juga sound system yang diangkut di atas mobil pick up keliling desa menuju masjid wali atau makam Mbah Wali Kawak untuk berdoa bersama.

Rangkaian acara sedekah bumi ini dimulai dari manganan, bazar UMKM, festival bola api, dan dilanjutkan dengan acara Festival Jondang hari ini, yang merupakan puncak acara sedekah bumi Desa Kawak.

Kemudian, malamnya akan ditutup dengan pementasan wayang kulit.

Petinggi Desa Kawak, Eko Heri Purwant, mengatakan arak-arakan jondang ini dilombakan dan dinilai oleh juri dari segi hiasan jondang, isi makna dari Festival Jondang, ketradisionalan, kreativitas, keunikan, dan kehebohan para peserta jondang.

Acara yang bertema “Pelestarian budaya Desa” ini,  bertujuan untuk tetap melestarikan budaya, mensyukuri hasil bumi, dan menjadi simbol kerukunan di Desa Kawak.

Hasil bumi desa yang diarak seperti umbi-umbian, kacang, pisang, buah-buahan.

Ada juga produk kerajinan hasil masyarakat seperti kerajinan bambu, ukiran kayu, dan kerajinan tangan lainnya.

“Festival Jondang ini tentunya untuk melestarikan budaya yang ada di Desa Kawak, kita selalu berganti tema setiap tahun, kali ini kita menggunakan tema pelestarian budaya lokal,” kata Eko Heri.

BACA JUGA :  Inilah Strategi BPBD Jepara Hadapi Kemarau Panjang

Tujuan tema ini yakni meningkatkan inovasi di masing-masing RT, karena RT adalah fondasi awal untuk kemajuan Desa, baik dari peningkatan UMKM, ketahanan pangan dan kreativitas dalam kebudayaan.

Selain itu, Desa Kawak juga memilik banyak kerajinan anyaman bambu dan ukir-ukiran yang perlu ditingkatkan lagi.

Pada kesempatan itu, Eko Heri Purwanto meminta pemerintah daerah bisa membantu warga masyarakat yang masih kesusahan pupuk.

“Pemerintah Daerah, Provinsi dan Pemerintah Pusat ikut membantu supaya pupuk dipermudah bagi para petani, dikarenakan acara jondang ini menjadi simbol kemakmuran petani,” ungkapnya.

Di sisi lain, satu di antara peserta dan juga panitia arak-arakan warga RT 01 RW 01, Putri (21) mengatakan sudah setiap tahun mengikuti acara ini.

Ia ingin kegiatan ini bisa lebih meriah lagi ke depannya.

“Saya sudah 4 tahun ini mengikuti acara jondangan ini, sangat senang mengikuti acara ini,  semoga ke depan Desa Kawak bisa lebih baik lagi dan menjadi desa yang lebih unggul dibanding desa-desa lainnya,” kata Putri di komplek Punden Mbah Kawak.

Senada dengan hal itu, Durrotun Nafisah (27) warga RT16 RW 02 menambahkan rela berpanas-panasan untuk bisa berpartisipasi pada kegiatan yang sudah rutin dilakukan.

“Meski panas, saya tetap mengikuti acara arak-arakan ini, tadi dimulai dari Balai Desa Kawak menuju ke makam mbah wali, saat ini kita selamatan bareng warga,” ucap Durrotun.

Jondang sendiri merupakan, sebuah tradisi hantaran bagi pengantin. Zaman dulu, jondang digunakan sebagai tempat untuk membawa aneka barang yang akan diserahkan kepada pengantin perempuan.

Bisa berupa perlengkapan dapur, hingga makanan yang akan diserahkan.

Hingga saat ini, jondang telah menjadi sebuah even atau festival yang digelar setiap tahun oleh masyarakat desa.

BACA JUGA :  Hadirkan Seluruh Kades di Pati, Sudewo Bakal Rombak Efisiensi Anggaran

Editor: Mila Candra

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LAINNYA

Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini