Tanaman Sembung dari Pati jadi Produsen Utama Bahan Baku Herbal di PT Sidomuncul

waktu baca 2 menit
Rabu, 16 Agu 2023 15:14 0 1033 Singgih Tri

PATI – Mondes.co.id | Dengan kemampuannya memproduksi komoditas tanaman herbal sembung yang melimpah, Kelompok Tani (Poktan) Tani Mulya Mandiri di Desa Sidomulyo, Kecamatan Gunungwungkal, Kabupaten Pati, terus konsisten berperan sebagai produsen utama bahan obat herbal.

Menurut Sunyoto, Ketua Poktan Tani Mulya Mandiri, ia bersama rekan-rekan petani telah aktif menanam dan membudidayakan tanaman sembung sejak tahun 2016. Awalnya mereka menanam sembung atas binaan Dinas Perhutanan dan Perkebunan (Distanbun) Provinsi Jawa Tengah.

Penjualan komoditas sembung sudah sampai ke perusahaan besar. Poktan Tani Mulya Mandiri menjalin kemitraan dengan PT. Sidomuncul sejak 19 September 2017 sebagai pemasok bahan baku untuk obat herbal.

Oleh sebab itu tiap bulan pihaknya mendistribusikan 300 kilogram atau tiga kuintal sembung ke perusahaan tersebut.

“Kami dipercaya karena menurut PT. Sidomuncul, hasil panen sembung kami memiliki kualitas yang unggul,” jelasnya saat diwawancarai Mondes.co.id di kediamannya Dukuh Gebang, Desa Sidomulyo, Kecamatan Gunungwungkal, Kabupaten Pati pagi ini, Selasa, 15 Agustus 2023.

Dikarenakan tanaman sembung mampu tumbuh subur dimana saja, ia bersama kawan-kawan kelompok tani membudidayakan dengan sistem tanam tumpang sari. Selain itu, mereka juga menanam sembung di suatu areal lahan khusus seluas 1,5 hektare.

Setiap satu bulan sekali mereka dapat memanen sembung. Jika di musim penghujan ia mampu memanen sembung satu bulan usai masa tanam. Sedangkan, jika musim kemarau ia baru mampu memanen sembung tiga bulan usai masa tanam.

Dalam satu bulan, secara kumulatif mereka dapat memanen 1.400 kilogram atau setara 1,4 ton.

BACA JUGA :  Naik Mobil Box, 11 Lansia Terjun Bebas di Sungai Desa Troso 

Setelah dipanen, sembung dikeringkan dengan cara dijemur.

Ia menyebut harga tanaman sembung yang sudah dikeringkan Rp9.000 sampai dengan Rp19.000. Dikarenakan harga fluktuatif, pihaknya terus melakukan koordinasi dengan perusahaan.

Apalagi saat ini harga eceran tertinggi (HET) sembung di tingkat pengecer mengalami penurunan. Informasi yang ia terima HET sembung hanya mencapai Rp12.000 per kilogram.

“Harga dari kami Rp19 ribu. Akan tetapi, kadang fluktuatif menyesuaikan pasaran. Sekarang kami harus menyesuaikan dan berkoordinasi dengan perusahaan. Apalagi saat ini HET hanya Rp12 ribu,” imbuhnya

Ia mengharapkan di masa mendatang harga sembung dapat naik. “Kami berharap harga naik lagi dan stabil agar sembung kami dapat laku,” ujarnya.

Selain itu, Sunyoto dan rekan kelompok taninya terus membudidayakan sembung melalui bibit yang dihasilkan sendiri. Setiap tanam satu hektare ia membutuhkan 3.000 bibit.

Dari 300 bibit tersebut mampu memproduksi hasil panen 620 kilogram.

Editor: Harold Ahmad

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LAINNYA

Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini