Sungai Silugonggo Dipenuhi Eceng Gondok, Nelayan Tradisional Tak Bisa Melaut

waktu baca 2 menit
Sabtu, 5 Jul 2025 16:07 0 53 Harold

PATI – Mondes.co.id | Rimbunnya tanaman eceng gondok di sepanjang aliran Sungai Silugonggo, membuat mata pencaharian nelayan tradisional terganggu.

Mengingat, adanya tanaman air itu, mengakibatkan nelayan yang menggunakan perahu tradisional menjadi kesulitan menuju laut, bahkan sebagian tak bisa melaut.

Koordinator Nelayan Tradisional Juwana, Daman menyebut ada ratusan nelayan tradisional di sejumlah desa yang tak bisa mencari ikan akibat eceng gondok tersebut.

“Sekitar 150 perahu (tak bisa melaut). Khususnya di Desa Bumirejo, Bendar, dan Kedungpancing,” ujarnya, Sabtu (5/7/2025).

Daman mengungkapkan, eceng gondok seringkali menutup akses menuju laut.

Bahkan, selama sebulan, nelayan tak bisa melaut hingga lima kali.

Kondisi ini membuat para nelayan tradisional mengalami kerugian. Ia menghitung, 1 nelayan bisa kehilangan Rp200 ribu karena tak bisa mencari ikan di laut.

“Kerugian kalau musim kemarau basah paling tidak satu minggu 5 kali tidak bisa melaut. Kalau dihitung nominal per harinya Rp200 ribu, itu 1 nelayan,” ungkapnya.

Daman menilai, penyebab banyaknya eceng gondok ini, akibat beroperasinya Bendung Karet yang berada di Desa Bungasrejo, Kecamatan Jakenan, Kabupaten Pati.

Menurutnya, bendungan tersebut membuat tanaman eceng gondok tersebut sulit dikendalikan.

Ia menjelaskan, Bendung Karet bertujuan untuk menghalau air asin naik.

Namun, kondisi ini dinilai itu berdampak terhadap nelayan.

Mengingat, eceng gondok ini bisa tumbuh di air payau. Sehingga ketika kiriman air dari kawasan hulu, eceng gondok tersebut akan terbawa ke muara dan menutupi akses nelayan.

BACA JUGA :  Persipa Masuk Grup K Play-off Degradasi, Ketemu Klub-klub Mentereng 

“Dengan adanya eceng gondok iki setelah ada Bendung Kempes (Bendung Karet) aktif. Itu memang menyusahkan nelayan di wilayah Juwana,” jelasnya.

Ia pun berharap ada perhatian dari pemerintah terkait nasib para nelayan ini.

Menurutnya, harus ada solusi dari pihak terkait supaya eceng gondok tak menutup akses nelayan.

“Kami minta agar pemerintah memberi solusi agar eceng gondok itu diangkat yang jangan sampai mengganggu nelayan,” tuturnya.

“Paling tidak dari pemerintah memfasilitasi supaya sebelum eceng dilarung ke utara, karena sangat mengganggu nelayan, agar pemerintah solusi agar sampah tersebut diangkut dan dibuang ke darat,” pungkasnya.

Editor: Mila Candra

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LAINNYA

Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini