SPMB SMA Sederajat di Pati Berjalan Lancar

waktu baca 3 menit
Selasa, 8 Jul 2025 09:17 0 95 Singgih Tri

PATI – Mondes.co.id | Seleksi Penerimaan Murid Baru (SPMB) di jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA)/Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Kabupaten Pati berjalan sesuai rencana dan tak ada suatu kendala apapun.

Terbukti, seluruh daya tampung terpenuhi.

Kepala Seksi (Kasi) SMA/SLB Cabang Dinas Pendidikan (Disdik) Wilayah III Provinsi Jawa Tengah, Amirul Mahfud Haryanto, mengatakan pendaftaran peserta didik baru untuk tahun ajaran 2025/2026 berjalan kondusif.

Pasalnya, sistem pendaftaran online kali ini sangat bagus dibandingkan tahun sebelumnya.

Menurutnya, layanan spmb.jatengprov.go.id memudahkan akses seleksi siswa baru dengan tingkat keamanan dan sinkronisasi data yang baik.

Sehingga, petugas bisa menyeleksi calon murid dengan akurat berdasarkan jalur domisili, afirmasi, prestasi, dan mutasi.

“Di cabang Disdik wilayah III Provinsi Jawa Tengah, keadaan kondusif karena sistem yang sekarang beda dari yang dulu, karena kini identitas calon murid baru telah saling dipadankan dengan data milik Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil), mulai dari KK (Kartu Keluarga) maupun satuan pendidikan. Beda dengan tahun lalu, sehingga sekarang tidak ada pemalsuan KK,” tegas Amirul saat ditemui awak media, kemarin.

Sebagai informasi, pelaksanaan SPMB jenjang SMA sederajat dimulai sejak 26 Mei 2025.

Kemudian, pada 2 Juli kemarin memasuki tahap pendaftaran ulang.

Pada 7-9 Juli dibuka untuk pendaftaran tahap kedua.

Pihaknya memiliki kewenangan mengelola SPMB di tingkat SMA/SMK negeri maupun kemitraan yang ada di Provinsi Jawa Tengah, khususnya di Kabupaten Pati, Kudus, dan Rembang.

Jalur domisili memiliki bobot paling tinggi di SPMB yakni 33 persen, disusul jalur afirmasi 32 persen, dan jalur prestasi 30 persen. Kemudian jalur mutasi hanya 5 persen saja.

BACA JUGA :  Ratusan Pasien Keracunan Massal Lontong Sayur Sudah Pulang

“Sekarang domisili 33 persen banyak karena kelimpahan afirmasi yang kurang, lantaran banyak yang kosong. Afirmasi kalau gak menenuhi masuknya ke domisili,” terangnya.

“Rinciannya 30 persen berdasarkan jarak berdasarkan koordinat dan 3 persen dari nilai. Sedangkan, jalur domisili di SMK hanya 10 persen,” lanjut Amirul.

Lebih lanjut, untuk jalur afirmasi tersedia bagi penyandang disabilitas, tercatat di Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS), anak panti asuhan, dan kategori Anak Tidak Sekolah (ATS).

Sedangkan, kalau jalur prestasi diambil dari nilai rapor yang unggul maupun prestasi yang diraih dari calon murid baru.

“Afirmasi ada kelas inklusi yang ditinjau dari hasil asesmen SLB (Sekolah Luar Biasa), kemarin sempat ada satu tuna daksa di SMKN 2 Pati. Selanjutnya, afirmasi untuk DTKS, ATS, dan anak panti, tetapi kalau tidak terpenuhi, masuknya domisili,” sebutnya.

Sementara, jalur mutasi berlaku bagi anak pindahan dari sekolah satu ke sekolah lain karena perkara pekerjaan orang tua yang berpindah.

Meskipun hanya 5 persen, untuk SPMB ini jarang terpenuhi.

“Kalau jalur prestasi sudah tidak bisa diganggu gugat. Sedangkan, mutasi jarang terpenuhi, padahal pendaftaran sebelum SPMB serentak,” urainya.

Pihaknya gencar melalukan komunikasi calon murid baru yang telah memasuki step berikutnya.

Apabila ada calon murid baru yang tidak melakukan step sesuai ketentuan SPMB, maka pihaknya langsung bergegas menyelesaikannya.

Di sisi lain, ada pula calon murid baru yang tidak melanjutkan tahapan pendaftaran ulang. Hal ini karena yang bersangkutan tertarik bersekolah di tempat lain.

“Tidak daftar ulang karena pindah swasta, MA (Madrasah Aliyah), pondok pesantren (Ponpes) atau tidak ada konfirmasi. Kadang ada yang dijemput tidak ada, dihubungi tidak bisa,” terangnya.

Ia berharap SPMB tahun depan bisa mempertahankan sistem layanan online yang saat ini sudah tersistem sangat baik.

BACA JUGA :  Ubinan Lahan Padi di Margorejo Hasilkan 10,2 Ton per Hektar

Ia ingin pendaftaran murid baru berjalan lancar, kondusif, dan transparan.

“Harapan SPMB untuk tahun depan seperti ini, kita pertahankan sistem ini karena dengan sistem terbaru ini lebih cepat juga transparan dan tidak ada aduan seperti tahun sebelumnya. Semoga dengan adanya TKA (Tes Kemampuan Akademik) bisa lebih transparan maupun berkualitas, demi kemajuan serta kebaikan kebaikan,” pungkas Amirul.

Editor; Mila Candra

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LAINNYA

Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini