PATI – Mondes.co.id|Panas-panas begini, cocoknya melepas dahaga dengan mengonsumsi makanan atau minuman yang menyegarkan tubuh. Salah satu makanan yang cocok untuk dikonsumsi di tengah teriknya cuaca adalah buah siwalan.
Bukan hanya lezat, buah siwalan juga memberikan kesegaran yang luar biasa saat musim panas. Ketika dimakan, mampu melembutkan tenggorokan yang kering dan memberikan energi dari gula alaminya.
Buah siwalan kerap ditemui tumbuh di beberapa lokasi pesisir Pulau Jawa, terutama Jawa Tengah dan Jawa Timur bagian utara. Seperti Kabupaten Pati, Rembang, Tuban, hingga Lamongan.
Biasanya musim datangnya buah siwalan berada pada Januari sampai Maret dan Juni sampai September. Itulah mengapa, pada momen tersebut, banyak sekali ditemui penjual buah siwalan yang berjejer di daerah pantai utara (pantura), salah satunya di Kabupaten Pati.
Salah satu penjual buah siwalan bernama Sofwan mengungkapkan, ia menjual buah siwalan menyesuaikan musim. Sejak Juni hingga September ini, dirinya memilih menjual buah siwalan di wilayah Gabus, Tambakromo, dan Kayen.
“Biasanya jualnya musiman, kadang saya pindah-pindah dari Gabus, sekarang di Kayen,” ungkapnya kepada Mondes.co.id saat diwawancarai di lapaknya yang berada di Jalan Ronggo Kidul, Desa Jatiroto, Kecamatan Kayen, Senin, 11 September 2023.
Dirinya mengaku menjual siwalan sudah belasan tahun yang lalu. Warga asal Tuban ini sendiri biasanya berjualan di Pati maupun Rembang.
“Sudah lama saya jualan ini. Semua ada suka-dukanya, karena menjual siwalan maupun legen memang menyesuaikan musim,” terangnya.
Buah siwalan yang ia jual terbungkus rapi dalam plastik, kemudian digantung rapi di lapaknya. Satu bungkus siwalan berisi empat buah, dengan harga Rp15.000.
“Harga satu bungkus Rp15 ribu. Kalau satu paket (beserta satu botol minuman legen) saya Rp25 ribu,” terangnya.
Selain menjual buah siwalan, dirinya juga menjual minuman legen. Per botol ia jual dengan harga yang sama seperti satu bungkus legen. Hanya saja, apabila ada yang membeli satu bungkus siwalan dan satu botol legen berukuran 1.500 mililiter, harganya hanya Rp25.000.
Menurutnya, siwalan dan legen sering dicari oleh masyarakat, terutama di saat cuaca panas seperti ini. Ia menyebut, kondisi paling laris terjadi ketika memasuki bulan Ramadan.
“Pas puasa malah laku banyak. Kalau sekarang ya laku juga, cuma gak sebanyak waktu bulan puasa,” ujarnya.
Perlu diketahui, musim kemarau sedang di puncaknya, dan matahari memancarkan sinarnya dengan kehangatan yang membara. Di bawah cahaya terik ini, nikmatnya buah siwalan muncul sebagai penyelamat yang segar dan manis.
Ketika merobek kulitnya yang keras dan menggigit dagingnya yang lembut, rasa manis buah bernama latin Borassus flabellifer meledak di mulut, seolah-olah meminum cairan manis langsung dari alam.
Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini
Tidak ada komentar