Foto: Semarak Museum R.A Kartini Jepara (Semuria). (Mondes/Dian) JEPARA – Mondes.co.id | Semarak Museum R.A Kartini Jepara (Semuria) 2025 sukses digelar di Pendopo Kabupaten Jepara.
Acara setahun sekali ini, menjadi ajang pelestarian budaya dan tradisi lama yang ada di Kabupaten Jepara.
Sejumlah sajian tradisi dan kesenian lama yang hampir hilang di Bumi Jepara, ditampilkan kembali di ajang Semuria.
Seperti kentrung, emprak, dan tari encik yang sudah lama menghilang dari panggung pertunjukan di Jepara.
Acara ini sekaligus sebagai ajang silaturahmi para seniman dan juga pelaku budaya yang ada di Kota Ukir.
Berlangsung sejak Kamis (11/12/2025), juga menampilkan lokakarya dan pameran sebagai upaya pelestarian budaya Jepara.
Wakil Bupati Jepara Muhammad Ibnu Hajar (Gus Hajar) mengapresiasi panitia dan seluruh pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan Semuria 2025.
Menurut dia, kegiatan ini memperkuat upaya pelestarian budaya Jepara.
“Ini sejalan dengan visi Jepara yang menekankan kelestarian budaya,” ujarnya, Sabtu (13/12/2025).
Gus Hajar berharap, pengembangan museum dapat memperkuat kegiatan seni dan budaya di Jepara.
Ia menilai, ruang museum harus menjadi tempat belajar dan pusat aktivitas kebudayaan.
“Kami berharap museum ini menjadi ruang inspirasi untuk kita semua, untuk pelestarian budaya,” tuturnya.
Dia juga meminta Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Jepara menyusun agenda budaya tahunan.
Informasi tersebut diminta ditampilkan di hotel-hotel.
Tujuannya agar wisatawan mengetahui jadwal kegiatan budaya Jepara sepanjang tahun.
Terlebih, sejumlah identitas budaya Jepara telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda Indonesia.
Di antaranya Memeden Gadhu, horog-horog, batik Jepara, Baratan Kalinyamatan, Pindang Serani, dan ukir kaligrafi.
“Pengakuan itu perlu didukung dengan kegiatan pelestarian yang berkelanjutan,” ungkapnya.
Dalam acara itu, pemerintah daerah juga menyerahkan apresiasi bagi pelaku seni budaya.
Tahun ini ada 62 penerima penghargaan.
Mereka meliputi lima maestro, 46 pelestari, delapan pelestari anak, dan tiga pelopor atau pembaru.
Bidang yang digeluti beragam, mulai dari tari, barongan, kentrung, sastra Jawa, hingga bahasa Jeparanan, dan ukir macan kurung.
Kepala Disparbud Jepara Ali Hidayat, mengatakan Semuria merupakan agenda tahunan museum sejak 2022.
Tahun ini menjadi pelaksanaan keempat dengan tema yang diangkat ialah “Museum Bermartabat, Budaya Berkelanjutan”.
“Hari ini hari terakhir karena sudah dimulai kemarin. Kegiatan ini digelar untuk nguri-uri budaya, sekaligus ngurip-ngurip kembali tradisi yang hampir punah,” tuturnya.
Ali menyebut, penyelenggaraan tahun ini memiliki nilai khusus.
Pendopo Kabupaten Jepara baru ditetapkan sebagai bagian dari Museum R.A. Kartini oleh Menteri Kebudayaan pada 15 November 2025.
Ia mencatat lonjakan kunjungan.
Dalam satu hari kemarin, museum menerima lebih dua ribu pengunjung.
“Kemarin, dalam satu hari ada dua ribu pengunjung yang memasuki museum dan menyemarakkan kegiatan Semuria,” ujarnya.
Rangkaian kegiatan diisi beragam pertunjukan seni hingga malam hari.
Salah satunya kelimun kilas atau flash mob tari Barongan Karya Siswa Budaya SD Negeri 1 Batealit.
Museum juga menampilkan pentas tari siswa SLB Negeri Jepara.
Selain itu, ada penampilan tari dari Sanggar Sipakainge Desa Kemojan, pertunjukan ketoprak wayang (Thoyang), dan tampilan akustik Senja Jingga.
“Senang bisa lihat tari Encik, pertama kali melihat,” ungkap Silvy, salah satu pengunjung.
Editor: Mila Candra
Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini
Tidak ada komentar