Foto: Ilustrasi kegiatan di dapur SPPG (Mondes/Her) TRENGGALEK – Mondes.co.id | Sempat berhenti sementara waktu, sejumlah Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di wilayah Kabupaten Trenggalek kembali beraktivitas.
Hal tersebut terjadi, usai Badan Gizi Nasional (BGN) mencairkan dana operasional yang sebelumnya mandek.
Tersendatnya distribusi anggaran tersebut sempat menjadi polemik hingga mengganggu kegiatan dapur-dapur Makan Bergizi Gratis (MBG).
Meski dana yang masuk ke pengelola bertahap, setidaknya proses penyaluran program ke penerima manfaat mulai berjalan.
Dikonfirmasi awak media, Wakil Ketua Satgas MBG Trenggalek, dr. Saeroni menyampaikan jika pihaknya memastikan untuk seluruh dapur MBG telah menyiapkan mekanisme produksi makanan disesuaikan standar gizi.
Namun begitu, perlu diingat juga dana terkirim tidak serta merta langsung berubah menjadi makanan di hari yang sama.
Tetap memerlukan waktu, baik untuk berbelanja bahan dan menyiapkan operasional.
“Diperkirakan distribusi mulai berjalan Rabu atau Sabtu, tergantung kesiapan masing-masing dapur,” sebutnya, Rabu, 24 Desember 2025.
Menurut Saeroni, adanya persoalan pencairan dana akan dijadikan evaluasi bersama.
Agar ke depan, berbagai hal yang muncul bisa diantisipasi, sehingga kejadian tidak terulang.
Walau begitu, agar lebih jelas mengenai regulasi maupun teknis, menunggu arahan dari satuan atas.
“Satgas masih menunggu kejelasan teknisnya, apakah dana yang cair mencakup tunggakan sebelumnya atau alokasi baru. Hal terpenting, pengelola dapur sudah bisa kembali berkegiatan memberikan layanan,” imbuh Wakil Ketua Satgas MBG Trenggalek itu.
Dirinya melanjutkan, dari keseluruhan 50 dapur di Trenggalek, ada 15 unit di antaranya sempat tidak aktif.
Namun, kini 10 dapur sudah kembali menyiapkan makanan, setelah mendapatkan kucuran uang.
Sedangkan 5 lainnya masih menunggu pencairan dana dari pusat.
Dengan terhentinya kegiatan beberapa waktu itu, menjadi catatan penting dalam tata kelola program secara nasional.
Setidaknya akan menjadi dasar pertimbangan dalam menjaga konsistensi maupun stabilitas keberlangsungan kemanfaatan misi bagi generasi bangsa.
“Kasus tersebut bisa dijadikan pembelajaran, agar ke depan lebih baik. Sebab, program nasional sebenarnya tidak boleh terganggu. Pendanaan harus konsisten dan terjaga agar misi pemenuhan gizi anak bangsa tidak terhambat persoalan administratif,” pungkas Asisten I Setda Trenggalek tersebut.
Editor: Mila Candra
Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini
Tidak ada komentar